Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arah Kebijakan Mobil Listrik Vs LCGC: Terjerat Jebakan 1 Juta Unit

Kompas.com - 18/02/2025, 07:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

1

Pada dasarnya, kebijakan ini memang bertujuan untuk mendorong masyarakat beralih ke kendaraan yang lebih hijau dan mengurangi emisi karbon.

Tetapi, kebijakan ini justru menguntungkan segelintir orang mampu yang biasa membeli kendaraan mewah. Terutama mereka yang membeli mobil listrik sebagai status kendaraan kedua, ketiga, atau seterusnya.

Baca juga: Menanti Peluncuran Nissan X-Trail e-Power di Indonesia

Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Procpect Motor, mengatakan, insentif pajak kendaraan listrik bertujuan mendorong transisi ke mobil yang lebih ramah lingkungan.

LCGC tetap mendapat skema pajak lebih ringan dibanding mobil non-LCGC agar tetap terjangkau bagi first time buyer dan pengemudi transportasi online,” ujar Billy, kepada Kompas.com belum lama ini.

Menurutnya, pemerintah tentu sudah punya banyak pertimbangan dalam merancang kebijakan perpajakan kendaraan bermotor dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Ada Operasi Keselamatan 2025, Begini Cara Cek Kendaraan yang Kena ETLE

“Kami di industri otomotif akan terus beradaptasi dan mendukung solusi mobilitas yang lebih baik bagi masyarakat,” ucap Billy.

Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy, mengatakan, perlu ada diskusi dengan semua pemangku kebijakan untuk menciptakan solusi terbaik.

Menurutnya, kebijakan pajak kendaraan harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti keberlanjutan industri otomotif, kesejahteraan masyarakat, dan dampak lingkungan.

Baca juga: Banyak Digunakan Mobil Baru, Apa Istimewanya Busi Iridium?

Keputusan untuk memberikan insentif pajak kepada mobil listrik adalah langkah positif untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi bersih.

Namun, tantangan muncul ketika kebijakan tersebut cenderung menguntungkan konsumen dengan daya beli tinggi, sementara masyarakat berpendapatan menengah ke bawah justru lebih sulit membeli mobil.

“Ya memang hal ini (pajak LCGC lebih tinggi daripada mobil listrik) banyak ditanyakan oleh media dan konsumen juga,” ujar Anton, kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Diskon LCGC per Februari 2025, Calya dan Agya Rp 18 Juta

“Mungkin baiknya ada diskusi dengan semua stakeholder supaya bisa mendapat suara yang lengkap. Karena pasti ada pertimbangan-pertimbangan dari masing-masing pihak,” kata dia.

Lain halnya dengan Head of PR & Government Relation PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan. Dirinya mengatakan, perusahaan percaya pemerintah RI memiliki pertimbangan untuk kebijakan di industri otomotif.

Fokus utama pemerintah saat ini, kata dia, adalah peralihan dari kendaraan berenergi fosil ke listrik. Tujuannya, untuk mengurangi emisi sekaligus subidi bahan bakar yang sudah memberatkan neraca perdagangan.

Insentif pajak kendaraan listrik bertujuan mendorong transisi ke arah EV, memudahkan konsumen mendapatkan mobil listrik yang terjangkau,” kata Luther, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Adu Harga LCGC Baru per Februari 2025, Siapa Paling Murah?

“Kami rasa sudah tepat karena pertumbuhan yang kita bisa lihat sangat signifikan, dan kami akan terus dukung rencana pemerintah,” ujarnya.

Sebagai gambaran, pada sepanjang 2024, sejumlah mobil LCGC masuk ke dalam daftar 20 mobil terlaris berdasarkan data yang dirilis Gaikindo.

Dari semua model LCGC, predikat terlaris dipegang Daihatsu Sigra yang berada di urutan ketiga daftar tersebut, dengan penjualan 54.709 unit.

Baca juga: Pengemudi LCGC Kerap Dianggap Sembrono, Ini Kata Honda dan Toyota

Kemudian di posisi keempat mobil terlaris 2024, ada Honda Brio (RS dan Satya) dengan jumlah 51.133 unit.

Adapun Toyota Calya dan Agya berada di urutan keenam dan kesepuluh daftar mobil terlaris, dengan angka penjualan masing-masing sebesar 39.909 unit dan 19.795 unit. Sedangkan Daihatsu Ayla meraih 17.456 unit dan berada di urutan 12.

Dari model-model tersebut, penjualan mobil segmen LCGC secara total pada sepanjang tahun 2024 mencapai 183.002 unit.

Baca juga: Mobil LCGC Ugal-ugalan di Jalan, Fakta atau Stereotipe?

Halaman:
1
Komentar
lah gimana didiskon tapi tetep pake bbm, polusi sudah makin gila jangan ada diskon lah yng masih menggunakan bbm, orang kota yang terkena infeksi paru akan berkurang dengan adanya mobil ev


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Netanyahu Bikin Penawaran, Akan Bebaskan Pemimpin Hamas dari Gaza asal Mau Lucuti Senjata
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau