Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modifikasi Yamaha R6 Paling Nyeleneh, Pakai Roda Depan Ala Bianglala

Kompas.com - 17/01/2025, 14:12 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

 

LONDON, KOMPAS.com – Seorang insinyur asal Swindon, Greg Mitchell, melakukan modifikasi paling "nyeleneh" dengan mengubah Yamaha R6 menjadi sepeda gowes ala awal tahun 1900-an.

Yamaha R6 yang digunakan adalah model lama berusia 20 tahun atau awal tauhn 2000'an. Karena motor tersebut tidak terpakai, Mitchell memutuskan untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang mencengangkan.

Baca juga: Cara Beli Motor Honda agar Dapat Promo

Dilansir dari Motorcycle News, motor bernama Super-Farthing ini menggunakan ban depan ekstra besar yang terdiri dari 420 bagian baja billet yang diproses secara terpisah.

Modifikasi Yamaha R6Foto: Motorcyclenews Modifikasi Yamaha R6

Sayangnya diameter roda depan tidak disebutkan. Namun, roda tersebut memiliki bobot mencapai 165 kg. Mitchell awalnya ingin menggunakan material aluminium untuk menekan bobot, tetapi biayanya terlalu mahal.

Bagian belakang motor tetap menggunakan ban asli, tetapi Mitchell membuat lengan ayun baru yang berbentuk semi vertikal. Agar motor tetap bisa berdiri dia menambahkan stabilisator di sisi kanan dan kiri.

Saat kemudian motor selesai, ternyata motor mengalami beberapa masalah. Pertama ialah ternyata setangnya tidak mampu menggerakkan roda depan sehingga ban cuma posisi lurus.

Baca juga: Pencapaian MG Diklaim Positif, Jual 4.000 Unit di 2024

Selain itu, suspensi belakang standar terlalu lemah, sehingga ketika motor digas, swingarm melipat, stabilisator terangkat dari tanah, dan rem menjadi tidak berfungsi.

Modifikasi Yamaha R6Foto: Motorcyclenews Modifikasi Yamaha R6

Baca juga: Penyebab Gigi Transmisi Mobil Manual Terkadang Sulit Masuk

Mitchell kemudian kembali mendesain dan memperbaiki sistem rem, memasang fork depan yang lebih kaku, mengganti suspensi belakang dengan baja solid, dan memperkuat rangka.

Untuk meningkatkan pengendalian, dia juga menambahkan sistem kemudi hidraulis yang dioperasikan menggunakan tombol di setang untuk mengarahkan motor ke kiri atau kanan.

Pada uji coba kedua, motor ini berhasil mencapai kecepatan maksimum 80 km/jam. Namun, Mitchell mengaku belum puas dan berencana untuk mendorong batas kecepatannya lebih jauh meskipun berisiko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau