JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini kehadiran mobil listrik di pasar dalam negeri semakin ramai. Menariknya, berbeda dengan kendaraan roda empat konvensional, bila diperhatikan jarang ada yang dilengkapi ban serep.
Dilansir Consumer Reports, hanya 40 persen dari mobil listrik dunia yang masih memakai atau menyediakan komponen itu. Di Indonesia, salah satunya adalah jajaran model Aion dan Hyptec HT.
Alasan utama tidak menghadirkan ban serep ini bukannya tanpa alasan. Kebanyakan untuk menghemat ruang dan mengurangi bobot kendaraan, mengingat baterai besar yang sudah menyita volume kabin.
Baca juga: Honda Menanggapi Kenaikan PPN 12 Persen pada Mobil Mewah
Pengurangan bobot juga bertujuan mempertahankan efisiensi jarak tempuh. Sebagai gantinya, produsen menerapkan teknologi inovatif untuk mengatasi masalah kebocoran ban.
Sedikitnya ada dua teknologi untuk menggantikan peran ban serep pada mobil listrik. Pertama, digunakannya ban khusus dengan teknologi Self-Healing atau Sealguard supaya lapisan ban bisa otomatis menutup kebocoran pada kadar tertentu.
Kedua, disematkannya cairan gel khusus yang disediakan bersama repairing kit di bagasi mobil. Cairan khusus ini bisa menutup luka pada ban hingga berdiameter enam milimeter.
Cairan ini dipompa ke dalam ban melalui kompresor yang sudah terintegrasi, mampu menutup luka hingga enam milimeter secara otomatis.
Baca juga: Skema One Way dan Contraflow Bakal Diterapkan Saat Libur Nataru
Solusi ini tidak hanya efisien tetapi juga mudah digunakan, memberikan kenyamanan lebih bagi pengemudi tanpa harus bergantung pada ban serep tradisional.
"Prosesnya melibatkan kompresor yang terhubung ke pentil ban, di mana gel tersebut akan bekerja otomatis menutup kebocoran," kata Putra Pratama, Head of PR Planet Ban kepada Kompas.com belum lama ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.