JAKARTA, KOMPAS.com – PT Smoot Motor Indonesia mengungkapkan bahwa penjualan sepeda motor listrik mengalami lonjakan semenjak pemerintah mengeluarkan subsidi sebesar Rp 7 juta untuk 1 NIK KTP.
Penjualan motor listrik Smoot sebanyak 50 persen diakui berasal dari skema business to business (B2B). Sebagian lainnya berasal dari konsumen retail yang mayoritas memanfaatkan subsidi
Irwan Tjahaja, CEO PT Smoot Motor Indonesia, mengatakan, saat ini kuota subsidi motor listrik yang diberikan pemerintah sudah habis.
Baca juga: Video Viral 2 Mobil Tertangkap Kamera Pakai Pelat Nomor Sama
“(Pangsa pasar) Smoot sekitar 10 persen, dan penjualan kami itu ada yang B2B, yang tidak ada di Sisapira, ada yang retail,” ujar Irwan di Jakarta (3/12/2024).
“B2B ada yang dengan logistic company, ada Grab, Gojek, sempat kerja sama dengan Shopee, Paxel. Lalu, ada yang security company, tapi mayoritas Ojol,” kata dia.
Seperti diketahui, kuota subsidi motor listrik tahun ini telah habis terhitung sejak September 2024 yang lalu.
Baca juga: Ini Strategi Chery Bila Pemerintah Beri Insentif Mobil Hybrid
Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua atau Sisapira mencatat, penyaluran subsidi motor listrik kepada masyarakat tahun ini mencapai 63.157 unit.
Artinya, dari jumlah total 60.857 unit motor listrik yang terjual, secara hitung-hitungan jumlah motor listrik Smoot berada di kisaran 6.000 unit.
Saat ini, dengan habisnya kuota subsidi motor listrik yang diberikan pemerintah, banderol motor listrik Smoot sudah kembali ke harga normal.
Artinya Smoot Zuzu menjadi Rp 19,9 juta dari sebelumnya Rp 12,9 juta. Sedangkan Smoot Tempur sudah tak dijual lagi. Namun Smoot merilis model baru De Sultan yang dibanderol Rp 24,9 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.