JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia terus mempercepat pengembangan teknologi kendaraan otonom melalui Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC) BRIN.
Salah satu proyek utamanya dinamakan SEATER (Single-passenger Electric Autonomous Transporter), kendaraan listrik yang dirancang untuk beroperasi tanpa pengemudi di area terbatas yang direncanakan berlangsung hingga 2027.
Roni Permana Saputra, Peneliti Ahli Madya di PRMC BRIN menjelaskan bahwa pengembangan teknologi tersebut dimulai pada 2023 dengan I-Seater, dan dilanjutkan dengan O-Seater pada 2024.
Baca juga: Geely Andalkan Mobil Listrik untuk Kembali ke Pasar Indonesia
"Jadi di 2023 kita mengembangkan indoor seater (I-Seater), kemudian O-seater. Ke depan, kita berencana untuk mengembangkan alat mobilitas untuk lass mile delivery yang dinamakan Dell E," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (12/11/2024).
Kemudian pada 2025 mendatang, BRIN berencana untuk mengembangkan Dell E, kendaraan ramah lingkungan otonom untuk pengiriman barang dalam area terbatas.
Teknologi yang diterapkan mencakup sensor untuk mendeteksi objek sekitar, sistem navigasi otonom, dan aplikasi layanan on-demand yang memungkinkan pengguna memesan kendaraan melalui smartphone.
Sementara pada 2027, penelitian akan beralih pada Interaction Humanoid, sistem yang memungkinkan interaksi lebih alami antara manusia dan kendaraan otonom.
"Kita juga ingin mengembangkan ke depannya sistem yang dapat berinteraksi lebih natural kepada pengguna," ucap Roni.
Untuk mendukung riset ini, PRMC BRIN bekerja sama dengan sejumlah universitas ternama di Indonesia, termasuk Universitas Diponegoro, Politeknik Caltex Riau, dan Telkom University.
Baca juga: Belajar dari Kecelakaan Tol Cipularang Km 92, Ini Fungsi Jalur Darurat
Kolaborasi ini bertujuan memperkuat kapasitas riset dan mendukung inovasi yang dapat mempercepat perkembangan industri otomotif dan teknologi di Indonesia.
Menurut Budi Prawara, Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, tujuan dari riset ini tidak hanya untuk menciptakan kendaraan otonom yang lebih efisien dan aman, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing riset dan teknologi Indonesia di kancah internasional.
"Dengan pendekatan yang kolaboratif, riset ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai output seperti jurnal ilmiah, paten, dan lisensi, serta mendukung perkembangan industri teknologi otonom Indonesia yang lebih luas," ujarnya.
Kemajuan pesat dalam pengembangan kendaraan otonom ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam industri mobilitas masa depan, yang akan mengubah cara kita berpikir tentang transportasi dan memperkuat daya saing riset serta teknologi Indonesia di panggung global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.