Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Menunda Penggantian Drive Belt pada Mobil

Kompas.com - 30/10/2024, 14:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Konsumen bisa menunda saran perbaikan komponen mobil yang disarankan oleh pihak bengkel ketika dana terbatas.

Salah satu komponen yang memiliki masa pakai adalah drive belt atau sabuk penggerak puli pada mesin. Suku cadang ini secara umum disarankan ganti setiap 40.000 Km.

Pada kondisi tertentu, drive belt masih bisa dipakai untuk sementara waktu, meski sudah memasuki jadwal penggantiannya.

Baca juga: Alasan Jangan Pakai Drive Belt KW untuk Mobil

 

Arif Nugroho, Service Advisor Hyundai Solo Baru mengatakan pihak produsen sudah memperkirakan ketahanan setiap komponen fast moving, seperti drive belt.

“Mungkin secara kasat mata drive belt masih tampak bagus ketika masuk masa penggantiannya, tapi sebenarnya bila tidak diganti memiliki risiko,” ucap Arif kepada Kompas.com, Senin (28/10/2024).

Demi kenyamanan konsumen, Arif mengatakan, sebaiknya Drive belt diganti sesuai jadwalnya. Meski demikian, konsumen memiliki hak tolak bila merasa keberatan.

Baca juga: Jangan Tunggu Putus, Ini Tanda Drive Belt Mobil Sudah Minta Ganti

Drive belt sebagai penggerak puli beberapa komponen pada mesin mobilTangkapan layar Drive belt sebagai penggerak puli beberapa komponen pada mesin mobil

“Ada kok konsumen yang memilih komponen apa saja yang akan diganti sesuai paket perawatan periodikal atau ditunda, tapi kami tetap memberi tahu apa dampak terburuknya,” ucap Arif.

Hardi Wibowo, pemilik bengkel mobil Aha Motor Yogyakarta mengatakan, dampak terburuk ketika telat mengganti drive belt cukup merepotkan konsumen.

“Dampak terburuknya kan putus di jalan, nah ketika drive belt putus maka beberapa komponen penunjang sistem tidak jalan, karena puli-puli tidak berputar,” ucap Hardi kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Alasan Drive Belt Wajib Diganti Rutin

 

penggantian drive belt secara berkalaKompas.com/Erwin Setiawan penggantian drive belt secara berkala

Hardi mengatakan, drive belt berperan meneruskan putaran mesin pada puli kompresor, alternator, pompa air dan power steering.

“Roda kemudi terasa berat, AC tidak sejuk atau hanya keluar angin, aki tekor sampai menyebabkan mogok, dan bisa sampai mengalami overheating,” ucap Hardi.

Sehingga, menurut Hardi, penggantian drive belt perlu diperhatikan. Bila sudah muncul retak-retak, komponen ini sebaiknya langsung diganti ke bengkel langganan.

Nah, menunda penggantian drive belt dapat menimbulkan kekhawatiran konsumen selama berkendara. Maka dari itu, sebelum putus harusnya diganti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau