Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Leasing Saat Pembiayaan Mobil Listrik

Kompas.com - 22/08/2024, 13:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai industri baru, kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia masih menemui beberapa tantangan, salah satunya pada sektor pembiayaan atau multifinance.

Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyampaikan hal terkait sejalan dengan volume penjualan yang masih kecil dan belum terbentuknya ekosistem menyeluruh.

Sehingga membuat banyak perusahaan pembiayaan yang cukup ragu-ragu dalam memberikan kredit mobil listrik ataupun menetapkan uang muka (down payment/DP) lebih tinggi dibanding mobil konvensional.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Jadi Korban Pelemparan Batu di Jalan Tol

Ilustrasi mobil listrik. PIXABAY/MENNO DE JONG Ilustrasi mobil listrik.

"Perusahaan pembiayaan sebenarnya tidak resistance, kalau kesempatan dan konsumennya ada. Tapi hal yang jadi concern kami adalah di sisi risiko bisnis," kata dia di Jakarta, Kamis (22/8/2024).

"Risiko bisnis yang terburuk adalah manakala terjadi default payment atau gagal bayar. Kalau kita tidak bisa bicara langsung ke konsumen, tentu kita harus melakukan eksekusi dan penjualan," lanjut Suwandy.

Tapi saat melakukan penjualan kembali yang biasanya melalui lelang, apakah ada pembelinya atau tidak. Perhatian lain, kira-kira berapa harga jual yang pantas untuk ditetapkan.

Sehingga penting untuk industri kendaraan listrik untuk membangun ekosistemnya, baik dari hulu sampai hilir supaya pada sisi penjualan akan semakin seksi ke masyarakat.

"Pada saat eksekusi, kita harus memahami mobil ini bisa dijual tidak untuk recovery. Selama ini kita jual mobil ICE saja, tidak selamanya berujung dengan gain on repetition asset. Majority loss," ucap dia.

Baca juga: Jajal Perdana Mobil Hybrid Honda Step WGN

Ilustrasi mobil listrik, kendaraan listrik. SHUTTERSTOCK/MIKE FLIPPO Ilustrasi mobil listrik, kendaraan listrik.

"Jadi kita harus memahami, ada tidak second-hand market untuk mobil listriknya. Maka dari itu, ini harus dibentuk ekosistemnya," lanjut Suwandi.

"Misalkan saja, kita dapat mobil listrik yang sudah tidak ada lagi charging-nya. Itu kalau mau dilelang gak laku, ke diler juga mereka tidak jual. Maka, ketersediaan spare part seperti ini juga penting," katanya.

Ekosistem yang penting lainnya, ucap Suwandi, ialah mengenai repair atau mitigasi kendaraan listrik apabila terjadi kecelakaan parah. Sebab ini akan berkaitan dengan jenis asuransi yang akan dipilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau