JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai salah satu komponen yang berada di mesin motor, oli punya peran vital untuk memastikan kinerja mesin lebih maksimal. Namun demikian, oli yang tidak sesuai anjuran, bahkan palsu, akan berakibat fatal di mesin.
Hal ini terjadi karena kandungan yang tidak sesuai standar dapat membuat komponen mesin menjadi aus, dapat membuat piston baret, dan yang terparah bisa membuat seal mengalami kebocoran ataupun rembes.
Penggunaan oli palsu bahkan bukan hanya berdampak pada kerusakan komponen di mesin, akan tetapi membuat rasa berkendara juga menjadi tidak nyaman, meski servis sudah dilakukan rutin.
Baca juga: Suzuki Fronx Tertangkap Kamera Sedang Tes Jalan, Kapan Meluncur di Indonesia?
“Memang tidak bisa dipungkiri, kalau oli palsu punya dampak negatif yang berantai,” ujar Training Analytst PT Wahana Makmur Sejati (WMS) Wahyu Budhi, dalam keterangan resmi, Selasa (20/8/2024).
“Paling serius adalah pengaruhi performa motor jadi lebih buruk, dan itu tidak menjadi jaminan bisa kembali seperti di awal performanya,” kata dia.
Semakin maraknya peredaran oli palsu di pasaran bisa sangat merugikan pemiliki kendaraan sepeda motor.
Baca juga: Cara Melewati Tanjakan Ekstrem dengan Mobil Matik CVT
Pasalnya, oli yang seharusnya berikan perlindungan pada komponen mesin justru membuat komponen mesin jadi mudah rusak.
“Sudah begitu, dengan masuknya oli palsu part juga komponen dipastikan kondisi umurnya jadi lebih pendek dari yang seharusnya (cepat aus),” ucap Wahyu.
Baca juga: Kenangan PO Juragan 99 Trans Pernah Menumpang di Lapangan
Berikut ini ciri-ciri oli palsu di pasaran:
1. Kemasan: Produsen oli palsu sering menambahkan label kertas putih sebagai segel di bagian atas kemasan, yang sebenarnya tidak ada pada kemasan oli asli.
2. Harga: Harga oli palsu cenderung lebih murah dibandingkan oli asli. Jika menemukan oli dengan harga yang jauh lebih murah dari harga normal, konsumen perlu berhati-hati.
3. Warna dan Bau: Oli palsu biasanya punya warna yang lebih keruh dan berbau tidak sedap karena sudah dicampur dengan berbagai macam zat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.