Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hyundai Sebut Ioniq 5 N Justru Dongkrak Penjualan Ioniq 5

Kompas.com - 13/08/2024, 13:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hyundai Ioniq 5 N resmi meluncur di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024. Mobil listrik performa Hyundai ini dibanderol sekitar Rp 1,3 miliar.

Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), mengatakan, meski harganya paling mahal, Ioniq 5 N justru mendongkrak penjualan Ioniq 5 secara keseluruhan.

Baca juga: Kenali Tanda Motor Bekas yang Terawat dengan Baik

Berdasarkan hasil GIIAS 2024, hadirnya Ioniq 5 N mampu menaikkan jumlah penjualan Ioniq 5 dari total 200 unit per bulan jadi tembus 400 unit per bulan.

Hyundai Ioniq 5 N di GIIAS 2024KOMPAS.com / Rulli Kurniawan Hyundai Ioniq 5 N di GIIAS 2024

"Jadi ternyata dengan membuat varian 5 N yang high performance itu terus kami tampilkan Ioniq 5 batik, Ioniq 5 orang jadi lihat. Ioniq 5 N ini harganya Rp 1,3 miliar, terus Ioniq 5 harganya Rp 800 juta, sedangkan Inoniq 5 Batik Rp 1 miliar. Jadi orang punya pilihan,” kata Frans di Jakarta, belum lama ini.

Frans mengatakan, hal tersebut bisa terjadi sebab masyarakat jadi banyak pilihan. tersedianya berbagai varian di satu model tertentu membuat rentang harga model tersebut jadi lebar.

“Dengan orang punya pilihan tersebut, Ioniq 5 nya jadi bagus (penjualannya). Tadinya mungkin rerata turun jadi 200 unit kini naik jadi 400 unit,” katanya.

Baca juga: Bocoran 3 Mobil Baru Hyundai yang Siap Meluncur

"Jadi dengan kita buat satu varian saja yang bisa menyentuh satu market itu bisa menaikkan market yang lain,” ujar Frans.

Hyundai Ioniq 5 Ndok.HMID Hyundai Ioniq 5 N

Baca juga: Video Viral Pejalan Kaki Ditabrak Moge Saat Menyeberang di Zebra Cross

Berdasarkan data di GIIAS 2024, Ioniq 5 mendapat 453 surat pemesanan kendaraan (SPK). Sedangkan Ioniq 5 N sebanyaj 130 SPK.

"Kita ambil contoh kita ambil Ioniq 5 N, launching dalam waktu beberapa jam sudah 18 SPK, kemudian 20-an SPK. Kemudian terakhir ditutup dengan 130 SPK,” katanya.

“Berarti masyarakat Indonesia memang punya uang, tinggal tergantung produknya ada apa tidak,” ujar Frans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau