Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otomotif Thailand Tertekan Mobil China, Kemenperin Waswas

Kompas.com - 30/07/2024, 08:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

1

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) akan terus mengawasi seluruh perkembangan industri otomotif nasional, khususnya terkait proses transisi menuju era kendaraan listrik berbasis baterai.

Jangan sampai, kebijakan pemerintah yang memudahkan investor masuk ke pasar dalam negeri kontraproduktif terhadap industri yang sudah terbentuk, sebagaimana terjadi di Thailand kini.

Dihubungi Kompas.com, Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Putu Juli Ardika menyatakan, pihaknya akan mengoptialkan semua sumber daya yang ada.

Baca juga: Mobil Listrik China Jajah Otomotif Thailand, Produsen Jepang Kabur

Kemenperin pun akan terus memantau semua aktivitas industri di dalam negeri dan regional. Hanya saja, dirinya masih enggan berkomentar terkait potensi kejadian serupa terjadi di Tanah Air.

"Kami perhatikan dengan baik," ucap dia saat dihubungi, Senin (29/7/2024).

Sebelumnya diberitakan Asia Nikkei, industri otomotif Thailand tengah terpukul imbas masuknya produsen mobil listrik asal China secara besar-besaran dalam dua tahun belakangan.

Kondisi ini terjadi setelah Negeri Gajah Putih membebaskan tarif impor dari China melalui Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China dan memberikannya insentif tambahan sebesar 150.000 bath per-unit.

Alhasil, menurut Departmen Cukai Thailand, sejak 2022, sudah ada 185.029 unit mobil listrik yang diimpor dari China. Namun, kendaraan yang teregistrasi baru 86.043 unit, menandakan ada kelebihan pasokan sampai 90.000 unit.

Baca juga: GIIAS 2024, Muara Tiga Poros Otomotif Asia Timur

“Kami mengalami kelebihan pasokan kendaraan listrik karena banyak kendaraan listrik yang diimpor dari Tiongkok selama dua tahun terakhir (masih berada di persediaan dealer),” kata Presiden EVAT Krisda Utamote.

Kondisi tersebut lantas membuat para produsen mobil listrik China menerapkan strategi perang harga supaya menghabiskan produk yang sudah masuk.

BYD, pembuat kendaraan listrik terbesar di China, menjadi yang paling agresif. Mereka memangkas harga model Atto barunya sebanyak 340.000 baht atau sekitar Rp 150 juta, diskon 37 persen dari harga peluncuran awal.

Langkah serupa diikuti Neta yang memangkas harga model V-II sebesar 50.000 baht (Rp 22 juta), atau 9 persen dari 549.000 baht atau setara Rp 248 jutaan saat kali pertama diluncurkan.

Pada saat yang sama, perekonomian Thailand juga sedang turun imbas pemulihan yang lambat pasca-pandemi Covid-19 serta tekanan terhadap perdagangannya.

Baca juga: Akar Masalah Penjualan Mobil Baru di Indonesia Stagnan

Alhasil, produk kendaraan konvensional yang sudah diproduksi secara lokal di Thailand tidak laku alias mengalami penurunan permintaan pasar.

Berdasarkan data Federasi Industri Thailand, penjualan mobil baru pada lima bulan pertama di sana hanya 260.365 unit atai turun 23 persen dari periode sama tahun lalu. Hasil ini juga merupakan jumlah terendah dalam satu dekade.

Halaman:
1
Komentar
semoga bisa lebih murah lagi harga mobil.. mirip hp cina.. lumayan kompetitif juga..
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Otomotif

Berapa Liter BBM yang Tersisa Saat Indikator Bensin Mobil Kelip?

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Nunggu Beduk Magrib Lebih Berwarna, DANA Hadirkan NGABUBURICH dengan Hadiah hingga Rp 850 Juta

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Otomotif

Mobil Pakai Pelat Nomor Warna Hijau? Ini Penjelasan dan Aturannya

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

50 Ucapan Selamat Idul Fitri 2025 "Taqaballahu Minna Wa Minkum" dan Balasannya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Travel

40 Balasan Ucapan Selamat Idul Fitri Biar Tak Hanya Jawab “Sama-sama”

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Jurnalis Juwita Diduga Dibunuh Kekasihnya, Oknum TNI AL, Jelang Pernikahan

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Agar Khusyuk Ibadah dan Anti-Boros, Siapkan Jadwal Imsakiyah dan Bijak Rencanakan Keuangan

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Indonesia Vs Bahrain Tayang di TV Mana? Berikut Jadwal dan Link Live Streaming-nya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Hasil Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Link Live Streaming Indonesia vs Bahrain di RCTI Malam Ini, Kickoff Pukul 20.45 WIB

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Solidaritas Pemain Bajaj Bajuri Kuat, Rieke Diah Pitaloka Pastikan Anak Fanny Fadillah Tetap Sekolah

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Bola

Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Usai Timnas Indonesia Libas Bahrain

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Global

Beli Perhiasan Emas 15 Kg Tunai, Wanita Ini Tuai Kritik di Medsos

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Insien Penumpang Merokok di Kabin Pesawat, Garuda Indonesia Tindak Tegas

api-1 . POPULAR-INDEX


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Netanyahu Bikin Penawaran, Akan Bebaskan Pemimpin Hamas dari Gaza asal Mau Lucuti Senjata
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau