Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Cuma Mesin, Ban Mobil Ternyata Juga Bisa Overheat

Kompas.com - 29/07/2024, 12:42 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah panas berlebih atau overheating tak hanya bisa dialami oleh mesin mobil saja, tapi juga ban yang digunakan. Apalagi pada musim kemarau yang diprediksi puncaknya terjadi pada Juli dan Agustus 2024.

Cuaca panas membuat suhu permukaan jalan meningkat, yang memberikan dampak ke tekanan udara pada ban ikut naik. Kondisi tersebut secara otomatis juga membuat ban berpotensi mengalami overheat yang membuatnya bisa memuai, bahkan pecah.

Billy Cahyadi, Product Manager dan Regional Sales Hankook Tire Indonesia mengatakan, overheat pada ban terjadi karena gesekan antara ban dengan permukaan jalan yang panas secara terus-menerus. Apalagi pada dasarnya setiap ban juga memiliki temperature rating dengan kapasitas menahan panas yang berbeda-beda.

Baca juga: Kata Daihatsu Soal Rocky Hybrid untuk Pasar Indonesia

"Misalnya, ban dengan temperatur A yaitu grade tertinggi yang dapat menahan panas hingga kecepatan 185 kpj, sedangkan ban temperatur B mampu menahan panas pada kecepatan 160 kpj, serta ban temperatur C mampu menahan panas hanya pada kecepatan 135 kpj. Namun, sebagai pengendara kita tetap perlu melakukan sejumlah antisipasi terhadap musim kemarau, agar ban senantiasa dalam kondisi optimal," ucap Billy dalam keterangan resminya, Sabtu (27/7/2024).

Ilustrasi ban mobil yang kurang angin.bridgestonetires.com. Ilustrasi ban mobil yang kurang angin.

Untuk mencegah terjadinya overheat pada ban mobil yang digunakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemilik sebagai langkah antisipasi.

Paling utama melakukan pemeriksaan tekanan udara. Menurut Billy, tekanan yang sesuai dapat memberikan daya cengkram maksimal dan pengendalianyang baik, juga mengurangi getaran dan kebisingan dari permukaan jalan.

Baca juga: Ritual Wajib Setelah Ganti Ban Mobil

Ban yang kuran tekanan udara, justru memberikan dampak buruk karena bisa memangkas efisiensi bahan bakar bahkan meningkatkan risiko pecah ban. Sementara bila kondisinya kelebihan udara, bisa mempercepat keausan dan meningkatkan risiko selip.

Ada beberapa rekomendasi umum terkait tekanan udara yang idel untuk ban pada masing-masing jensi mobil, seperti untuk MPV baiknya 33-26 Psi, sedan 30-33 Psi, city car 30-36 Psi, dan SUV 35-40 Psi.

Tips kedua adalah rutin melakukan rotasi ban. Hal ini berguna untuk memastikan pemakaian yang merata pada setiap bagian, sehingga usia pakainya bisa lebih optimal dan pastinya menekan biaya perawatan janga panjang.

Ilustrasi merotasi ban.kiosban.com Ilustrasi merotasi ban.

"Idealnya, lakukan rotasi ban setiap enam bulan atau 10.000 km. Ada sejumlah teknik rotasi ban, mulai dari Front Wheel Drive (FWD), yaitu mengganti posisi ban depan secara silang, sedangkan teknik Rear Wheel Drive (RWD), yaitu ban belakang pindah ke sisi depan secara silang, sementara All Wheel Drive (AWD) ban depan dan belakang dipindah satu sama lain secara silang," kata Billy.

Berikutnya, untuk menghindari overheat dan risiko pecah ban, pengendara wajib menghindari kebiasaan buruk, seperti melakukan pengereman mendadak dan mengemudi kecepatan tinggi secara terus menerus dalam waktu yang lama.

Disarankan melakukan istirahat secara berkala untuk menurunkan temperatur ban setelah lama bergesekan dengan aspal panas, minimal 30 menit setelah berkendara selama empat jam beturut-turut.

Baca juga: Modal Teknologi BYD M6 yang jadi MPV Listrik Pertama di Indonesia


Keempat, pengendara wajib memahami bila mobil memiliki batas beban maksimal yang direkomendasikan pabrikan. Semakin berat beban yang ditanggun ban, semakin besar pula gesekan pada permukaan jalan yang memiliki suhu tinggi sehingga meningkatkan risiko pecah ban.

Selanjutnya, pemilik mobil wajib memastikan ban yang digunakan sesuai fungsi. Misalnya, ban untuk jalan aspal tidak seharusnya digunakan di jalan non-aspal, hal ini dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban "spinning", yang pada akhirnya menyebabkan keausan tidak normal.

Begitu juga dengan ban tipe M/T yang dirancang untuk off-road, jika digunakan di jalan aspal atau beton, akan mengalami keausan abnormal. Penggunaan ban yang tidak sesuai ini dapat mengurangi umur dan performa ban secara signifikan.

Baca juga: Komitmen Kia Dorong Mobilitas Ramah Lingkungan yang Berkelanjutan

Ilustrasi ban mobil.PIXABAY/MIKES-PHOTOGRAPHY Ilustrasi ban mobil.

Keausan ban yang tidak merata, kata Billy, sering kali menjadi penyebab utama insiden pecah ban, oleh karena itu, penting untuk memilih ban dengan teknologi terbaik.

"Hankook hadir dengan teknologi Visual Alignment Indicator (VAI) yang memungkinkan pengendara untuk secara mudah mendeteksi keausan tidak merata pada ban mereka. VAI bekerja melalui dua pasang lubang kecil di kedua sisi luar telapak ban, serta membantu memantau masalah keseimbangan ban," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau