Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bus Malam Ingatkan Jangan Suka Mengekor supaya Irit Bensin

Kompas.com - 05/07/2024, 14:02 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini video viral di media sosial memperlihatkan seseorang yang mengekor bus besar atau bus malam di jalan tol karena bensin mobilnya tinggal sedikit.

Dalam video yang diunggah akun Instagram, danielchtarigan, pengemudi mobil terpaksa melakukan itu karena takut bensin mobilnya tidak cukup, padahal tujuannya masih jauh.

Baca juga: Benarkah Usia Kampas Rem Mobil Matik Lebih Singkat?

"Nah pernah dengar klo kita ngekor di belakang bus, maka dorongan angin ke mobil akan berkurang karena body bus yg besar bisa mengurangi dorongan angin utk kendaraan kita di belakangnya. Dan ternyata benar selisih antara sisa KM bensin dan sisa KM perjalanan yg tadinya hampir 20KM, turun jadi sisa 5KM. Artinya pemakaian bensin lebih efisien daripada sebelum mengekor bus ini," katanya dikutip pada Kompas.com, Jumat (5/7/2024).

"Sepanjang ngekor saya berusaha jaga jarak dan memastikan roda bus masih terlihat oleh saya agar tidak terlalu mepet. Cuma ya kadang2 busnya ngerem, jadi harus ngerem jg dan jarak jadi mepet. Tapi dijaga lagi supaya gak terlalu dekat. Kecepatan antara 80-100 km/h sebelum akhirnya saya berhenti mengekor ketika selisihnya sudah sisa 5KM. Karena mengekor butuh konsentrasi super tinggi. Dan ini hanya percobaan apakah benar mengekor bus lebih irit bensin. Dan kesimpulannya, benar," tulisnya.

Baca juga: Sebelum Bikin SIM C1, Bisa Ikut Kelas Berkendara Motor Besar dari AHM

"Ini hanya percobaan. Dan kebetulan bus di depan gw driving behaviornya smooth. Tidak suka rem2 dan pindah2 jalur. Jadi gw memutuskan mengekor bus tersebut," katanya.

Pengemudi mengekor bus selama lebih kurang 30 km atau 20 menitan. Menurut pengakuan pengemudi, mobil memang lebih irit di mana sisa perjalanan yang tadinya hampir 20 km turun jadi sisa 5 km.

Terlepas dari irit atau tidak, mengekor bus malam sangat berbahaya sebab ruang pandang pengemudi mobil terbatas.

Ilustrasi Bus Malam.SHUTTERSTOCK/LASSEDESIGNEN Ilustrasi Bus Malam.

Mas Unyil, salah satu sopir bus AKAP dari PO Haryanto, mengakui banyak mobil yang mengekor bus malam. Padahal, itu sangat berbahaya sebab bus punya blind spot yang besar membuat mobil tidak terlihat.

“Memang banyak kendaraan yang suka mengikuti di belakang bus, apalagi saat malam hari. Padahal, bus itu punya blind spot yang besar," kata Mas Unyil kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Tips Cari Tempat Parkir Mobil yang Aman Saat Cuaca Hujan

"Bahaya kalau ada kendaraan lain di belakang yang tidak kami (sopir) lihat. Kalau sampai tersenggol, bisa berbahaya,” katanya.

Mas Unyil mengatakan, mayoritas pengemudi mobil yang mengekor di belakang bus hanya menerka-nerka arti dari lampu sein bus tanpa tahu arti sebenarnya.

Mengerem mendadak dalam kecepatan tinggi di jalanan licin. Tidak ngesot.MBI Mengerem mendadak dalam kecepatan tinggi di jalanan licin. Tidak ngesot.

Sopir bus trayek Bubulak–Purwantoro tersebut mengatakan, saat mengekor bus malam, pengemudi mobil hanya fokus pada lampu sein bus sambil mengekor tanpa memperhatikan kondisi jalan dan sekitar.

“Lampu sein itu untuk komunikasi antar pengguna jalan jalan, bukan jadi kode untuk mengekor atau konvoi di belakang bus," ujar Mas Unyil.

"Kondisi jalan di Indonesia itu berbeda-beda, sehingga pengendara sebaiknya lebih memperhatikan jalan dari pada membaca lampu sein dari bus. Bahaya kalau mengekor di belakang bus,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com