JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) menargetkan program mandatori biodiesel B40 akan diterapkan tahun depan.
Kini, bauran solar dengan 40 persen bahan bakar nabati berbasis minyak sawit tersebut sedang dalam tahap uji coba pada mesin non-otomotif. Sebelumnya, pengujian telah dilakukan untuk mesin kendaraan bermotor.
"B40 sudah sesuai jadwal. Uji coba untuk otomotif sudah selesai, sekarang itu sedang dilakukan uji coba pada mesin non-otomotif yang diharapkan selesai di Desember 2024," kata Direktur Jenderal EBTKE Eniya Listiani Dewi, Selasa (25/6/2024).
Baca juga: Hyundai Casper Listrik Resmi Meluncur, Jarak Tempuh 300 Km
Eniya menjelaskan bahwa ESDM telah menganalisis kapan B40 siap diterapkan di Tanah Air. Analisis tersebut dilakukan setelah adanya serangkaian tes seperti sinkronisasi hingga peningkatan kapasitas produksi.
"Paling cepat pertengahan 2025 jika semuanya dipersiapkan dengan baik," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Balai Besa Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan EBTKE, Harris juga menyampaikan B40 tinggal menunggu waktu penerapannya saja.
"Spesifikasi cetus api di kendaraan sudah tidak masalah ketika harus diminumkan jenis bahan bakar dimaksud. Tak ada penyesuaian signifikan pada spesifikasi kendaraan ketika harus diterapkan," kata dia
Baca juga: Liburan Naik Motor, Pilih Rute yang Aman
"Secara teknologi, katalis yang sudah beredar sebenarnya sudah bisa dipakai untuk diesel 100 green (B100). Tapi untuk menuju ke sana, tetap perlu distudi," lanjut Harris.
Kementerian ESDM memproyeksikan stok minimal minyak kelapa sawit mentah (CPO) untuk mendukung program Biodiesel B40 sekitar 17,57 juta kiloliter. Angka ini berasal dari asumsi kebutuhan solar tahun 2024 sebesar 38,04 juta kiloliter.
Dengan asumsi pertumbuhan rata-rata produk domestik bruto (PDB) sebesar 5 persen, maka penyaluran B40 memerlukan stok CPO domestik sekitar 17,57 juta kiloliter atau sekitar 15,29 juta ton CPO.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.