Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Fatalitas Tabrak Belakang Truk Tinggi

Kompas.com - 25/06/2024, 11:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Peristiwa mobil menabrak bagian belakang truk yang sedang berhenti di bahu jalan tol marak terjadi, lantaran menyalahi aturan. Seperti menyalip tidak pada lajurnya, dan berhenti di bahu jalan meski kondisinya tidak darurat.

Terlepas siapa salah dan benar, yang pasti tingkat fatalitas ketika terjadi tabrak belakang truk sangat tinggi. Pasalnya berbagai fitur keselamatan pasif yang ada pada mobil pribadi tak bisa menghalau benturan tersebut.

Muchlis, Pemilik Bengkel Spesialis Toyota Mitsubishi, Garasi Auto Service Sukoharjo mengatakan kebanyakan mobil pribadi memiliki dimensi lebih kecil daripada truk sehingga tinggi roda tak sama.

Baca juga: Bukan untuk Parkir dan Menyalip, Ini Fungsi Bahu Jalan Tol


“Maka dari itu, ketika terjadi benturan pada peristiwa tabrak belakang truk maka yang terjadi bodi truk akan langsung menghantam bagian kabin, tepat berada di muka penumpang, sehingga fitur keselamatan pasif tidak bisa menghalaunya,” ucap Muchlis kepada Kompas.com, Senin (24/6/2024).

Muchlis mengatakan, fitur keselamatan pasif pada mobil meliputi airbag, safety belt pretensioner, desain bodi sebagai peredam benturan atau reinforced impact safety evolution (RISE).

Menurut Muchlis, fitur keselamatan pasif tersebut dapat berperan mengurangi fatalitas setelah kendaraan mengalami kecelakaan, yakni dengan berusaha menjaga area kabin tetap utuh.

Baca juga: Demi Keselamatan, Truk Dilarang Parkir di Bahu Jalan Tol

Teknologi chasis Reinforced Impact Safety Evolution (RISE) pada Pajero SportMitsubishimobilku.com Teknologi chasis Reinforced Impact Safety Evolution (RISE) pada Pajero Sport

“Tapi semuanya akan efektif bila benturan mengenai bagian depan mobil atau moncongnya selaku peredam agar tujuan RISE terjadi, jika benturan menyasar area pilar ke atas maka airbag, dan sejenisnya tidak akan efektif melindungi,” ucap Muchlis.

Ketika benturan terjadi mulai dari pilar ke atas, menurut Muchlis bagian bodi depan mobil atau desain RISE ini tidak menjadi peredam dengan efektif sehingga benturan langsung merusak bagian kabin.

Maka dari itu, beberapa pihak menyarankan agar truk menggunakan bumper belakang alias rear underrun protection (RUP) agar ketika terjadi tabrakan belakang bumper tersebut dapat menjadi tumpuan benturan.

Baca juga: KNKT Angkat Suara Kenapa Banyak Truk Parkir di Bahu Jalan Tol

Fakta kecelakaan mobil Pajero vs truk di Tol Semarang-BatangFoto: Tangkapan layar Fakta kecelakaan mobil Pajero vs truk di Tol Semarang-Batang

Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan, mengatakan, RUP memiliki peran penting dalam mengurangi risiko fatalitas atas timbulnya korban jiwa ketika terjadi tabrakan pada bagian belakang truk.

Wildan juga mengatakan, pihaknya terus mendorong semua truk wajib dilengkapi dengan RUP atau bumper belakang.

“Untuk penurunan fatalitas, kami mendorong semua kendaraan barang wajib dilengkapi dengan perisai kolong belakang (RUP),” ucap Wildan, belum lama ini.

Jadi, tingkat fatalitas dari peristiwa tabrak belakang truk tinggi karena ketika mobil pribadi masuk ke kolong truk maka benturan akan terpusat ke bagian pilar dan langsung menghantam penumpang..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau