JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan mobil listrik asal China, Neta, ingin serius menapaki pasar Indonesia. Salah satu gebrakan yang dilakukan ialah langsung merakit Neta V-II di pabrik Handal Indonesia Motor, di Pondok Unggu, bekasi, Jawa Barat.
External Affairs and Product Director PT Neta Auto Indonesia Fajrul Ilhami mengatakan, saat ini Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diusung Neta V-II mencapai 44 persen, terdiri 30 persen proses manufaktur dan 10 persen di bidang baterai.
Baca juga: Hasil MotoGP Catalunya 2024; Bagnaia Kalahkan Martin, Marquez Podium Lagi
“Kami masuk di manufacturing dan juga proses battery pack, sesuai dengan peraturan perindustrian kami ikut ke sana, 30 persen manufacturing di assembly dan 10 persen di Gotion (baterai),” ujar Fajrul di Jakarta, belum lama ini.
Fajrul memberikan rincian bahwa 30 persen proses produksi tersebut mencakup perakitan, pengecatan dan pengelasan.
Adapun soal baterai mobil listrik, Neta V-II memakai baterai buatan Gotion yang sudah diproduksi di Indonesia berbeda dengan Neta V yang impor dari China pakai CATL.
Baca juga: Gagal Finis Sprint Race MotoGP Catalunya, Bagnaia Salahkan Trek
“30 persen ini hanya proses perakitan, merujuk pada peraturan menteri 30 persen ini hanya proses perakitan. Itu sudah dihitung 30 persen, contohnya assembly, kedua ada proses painting, dan welding, kita ada itu semua ditambah dengan baterai kurang lebih 10 persen,” ujarnya.
Fajrul mengatakan, ke depan pihaknya akan terus berusaha meningkatkan TKDN hingga 60 persen. Skemanya tidak berhenti pada CKD (completely knock down) tapi IKD (incompletely knocked down).
Skema IKD yaitu mobil yang diimpor dalam kondisi tak utuh dan tak lengkap. Sebab beberapa komponen bisa diproduksi sendiri di dalam negeri.
Baca juga: Marc Marquez Amankan Podium di Sprint Race MotoGP Catalunya 2024
“Target jangka panjangnya kami akan menyesuaikan pemerintah, pemerintah itu punya road map 2026 atau 2027 sebesar 60 persen. Kami akan ikuti ke sana,” ujarnya.
“Jadi skema Neta tidak hanya cukup sampai di CKD kami juga akan studi bisa sampai IKD. Sebab mau tak mau untuk bisa mencapai 60 persen harus sampai IKD,” ujarnya.
“Kalau IKD ada satu komponen utama yang harus dilokalkan penuh. Kalau saat ini kan ada tiga, yaitu baterai, bodi, sasis dan motor, nanti kemungkinan besar di baterainya yang kami dalami,” ujar Fajrul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.