Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bus Diimbau Tolak Layani Permintaan Klason Telolet

Kompas.com - 22/03/2024, 04:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penggunaan klakson telolet pada bus AKAP maupun pariwisata kembali menuai kontra. Pasalnya, fenomena bus telolet ini telah menimbulkan korban jiwa.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengimbau agar klakson telolet tidak digunakan karena berdampak pada keselamatan jalan.

Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub akan terus mengingatkan semua operator bus agar tidak menuruti keinginan masyarakat.

Baca juga: Mobil yang Identik Kerap Alami Kerusakan di Bagian Kaki-kaki

Terutama anak-anak yang biasanya berkumpul di pinggir jalan, untuk memasang dan membunyikan klakson telolet, karena berbahaya dan berpotensi menyebabkan kecelakaan di jalan.

"Kami akan meningkatkan pengawasan saat pengujian berkala kendaraan," ujar Direktur Sarana Transportasi Jalan Danto Restyawan, dikutip dari laman resmi Kemenhub, Kamis (21/3/2024).

“Dan meminta pihak kepolisian untuk menindak operator bus yang melanggar ketentuan agar tidak terjadi kejadian berulang," kata dia.

Baca juga: Ini Jarak Maksimal Terlambat Ganti Oli Motor

Seperti diketahui, baru-baru ini penggunaan klakson telolet pada bus kembali bikin heboh. Sebab, ada bocah berusia lima tahun yang tewas tertabrak bus saat mengejar sebuah bus.

Insiden ini terjadi di jalur masuk dermaga eksekutif Pelabuhan Merak, Banten. Ketika itu, bocah tersebut berlari di samping bus meminta pengemudi membunyikan klakson telolet.

Baca juga: Ramai soal Uang Kertas Biru tapi Nominal Rp 5.000, Bagaimana Tanggapan BI?

Dalam rekaman video yang beredar, bocah tersebut terus berlari di samping bus. Korban terlindas di sebelah kiri di belakang bus.

Diduga pengemudi bus tidak menyadari keberadaan bocah itu karena blind spot (titik buta). Korban pun tewas di tempat kejadian sebelum dibawa ke RS Krakatau Medika Cilegon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
seperti pembangunan pabrik yang jauh dari pemukiman. pabrik beroperasi, perumahan pun mendekat ke pabrik. kebisingan dan lainnya yang meresahkan warga, pabrik disalahkan. seharusnya orang tua anak yang disalahin, bukan keleksonnya. tak adil.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau