Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Maut Bus Vs Truk di Pantura karena Sopir Bus Mengantuk

Kompas.com - 29/01/2024, 07:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan maut kembali terjadi, kali ini melibatkan bus dan truk di Jalur Pantura Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (27/1/2024).

Kecelakaan bermula sata bus pariwisata berjalan dari arah utara ke selatan dengan kecepatan tinggi. Bus tersebut kemudian oleng ke kanan. Sementara dari arah berlawanan truk melaju dengan kecepatan sedang. Alhasil tabrakan antara dua kendaraan itu pun tidak dapat dihindari.

Kepala Unit Penegakan Hukum (Kanit Gakkum) Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor (Polres) Gresik Iptu Tita Puspita Agustina menuturkan, kecelakaan maut ini diduga disebabkan sopir bus mengantuk.

Baca juga: Tanda Transmisi Mobil Matik Bekas Masih Sehat Dilihat dari Oli

“Sopir bus mengantuk. Karena tidak konsentrasi, mengambil haluan terlalu ke kanan melewati marka,” ucap Tita, dikutip dari Kompas.com, Minggu (28/1/2024).

Akibat peristiwa ini, lima penumpang bus disebutkan meninggal dunia.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, faktor paling besar penyebab kecelakaan di jalan raya adalah kesalahan pengemudi. Ada saja kejadian mobil menabrak benda lain karena pengemudinya mengantuk.

Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.monstArrr_/Unsplash Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.

“Menyetir sambil mengantuk sudah jelas bisa membahayakan dirinya dan orang lain. Mengantuk bisa membuat pengemudi berada di posisi setengah sadar. Artinya, mata tidak bisa membaca lalu lintas dengan benar dan itak sudah tidak dapat merespon situasi lingkungan,” kata Sony.

Sony melanjutkan, pengemudi yang mengantuk setengah dari pikirannya sudah berada di bawah alam sadar. Jadi tentu ketika menyetir, pengemudi tidak bisa membaca situasi lalu lintas yang ada di depannya.

“Perilakunya loss, ketika mengemudi ya hanya lurus tanpa kontrol dan berhenti ketika sudah menabrak objek di depan atau samping kiri kanannya,” kata dia.

Baca juga: Tren Modifikasi Motor Listrik di 2024, Masih Sebatas Aksesori

Menurut Sony, mengantuk sebetulnya adalah hal yang disadari oleh pengemudi. Hanya saja mereka malas untuk beristirahat, dan tak sedikit yang merasa tanggung atau ingin cepat sampai tujuan padahal sudah mengantuk.

Tidak jarang juga yang bertindak menyiasati dengan merokok, ngobrol, minum kopi bernyanyi dan sebagainya, padahal otak sudah lemah.

“Cara benar menyiasati kantuk adalah harus berhenti, tidur atau lakukan refresh merangsang otot, otak dan syaraf,” ujar Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com