JAKARTA, KOMPAS.com - Pencurian baterai motor listrik jadi salah satu kasus yang marak terjadi pada 2024. Tingkat kriminalitasnya diklaim semakin meningkat dengan pola terstruktur.
Modus kejahatan ini bermula sejak pertengahan 2023, pemilik motor listrik dengan spesifikasi baterai jenis Lithium, NMC, dan LFP jadi incaran utama.
Berdasarkan investigasi Kompas.com, pengendara ojek online (ojol) adalah korban terbanyak karena mayoritas baterainya berjenis swap, mudah dicongkel dan dicabut, tetapi harganya terbilang mahal.
Faktor utama yang menyebabkan baterai motor listrik mudah dicuri adalah minimnya fitur keamanan, khususnya pada beberapa model motor listrik dengan baterai swap.
Pencuri yang berpengalaman terbukti bisa dengan mudah mencongkel beberapa titik vital motor untuk membuka kompartemen baterai. Pencurian bisa dilakukan dalam waktu singkat, bahkan hitungan detik.
Baca juga: Tanggung Jawab di Jalan Jadi Masalah Pengendara yang Sulit Dibenahi
Menyikapi isu ini, Badan Standardisasi Nasional (BSN), mengkritik kasus pencurian baterai. Menurut BSN, modus kejahatan ini bisa terjadi secara massal kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya quality control saat produksi.
Iriana Margahayu, Direktur pengembangan Standar Mekanika, Energi, Infrastruktur, dan Teknologi BSN, meminta produsen untuk membuka mata dan mawas dengan maraknya kasus ini.
“Kalau situasinya seperti itu (baterai motor listrik mudah dicuri), berarti safety-nya memang tidak ada. Ini kaitannya dengan safety kendaraan ya,” ucapnya saat berbincang dengan Kompas.com, belum lama ini.
Baca juga: Begini Persiapan Touring Pakai Motor Listrik
Dia menegaskan, penanganan kasus sebaiknya dilakukan secara cepat dan sigap oleh produsen. Harus ada upaya-upaya pertolongan atau evaluasi supaya konsumen tetap aman.
“Sebaiknya kalau ada kasus yang cukup mengkhawatirkan seperti ini, produsen segera take notice dan ambil tindakan. Keliru kalau nunggu (kasusnya) blow up dulu,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.