Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Remaja Sering Jadi Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Kompas.com - 23/01/2024, 09:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang 2023, telah terjadi sebanyak 148.307 kali kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di seluruh wilayah Indonesia. Mayoritas disebabkan oleh masyarakat remaja dengan rentang usia 17-29 tahun.

Persentase laka lantas yang disebabkan oleh rentang usia ini juga cukup besar, yakni 31,5 persen alias 53.394 kasus. Jauh melebihi rentang usia lainnya dengan catatan angka di bawah 25.000 kasus.

Tingginya angka kecelakaan ini tentu perlu dijadikan bahan evaluasi, mengingat umur 17-29 tahun masih tergolong sebagai masyarakat usia produktif dan punya peranan untuk menentukan masa depan Negara.

Adapun terkait alasan mengapa remaja di rentang usia tersebut banyak menyebabkan kecelakaan, ada beberapa faktor yang diprediksi jadi sebab utama

Baca juga: Cegah Kendaraan Terjun dari Jalan Tol, Ini Desain Pagar Pengaman yang Ideal

Sepeda motor ringsekDok. Satlantas Lamongan Sepeda motor ringsek

Riyan Zulfani, Psikolog dan Penguji SIM Polda Metro Jaya menjelaskan, remaja di rentang usia tersebut masih cukup emosional di digolongkan sebagai masyarakat dewasa tingkat pertama.

“Dari segi kesiapan emosional, remaja-remaja muda memang masih cenderung labil dan bisa dikatakan cukup impulsif. Ini bisa mempengaruhi beberapa trait (sikap) saat berkendara,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/1/2024).

Emosi yang tidak stabil cenderung bisa memicu beberapa sikap dan pola berkendara, salah satunya terkait pengambilan keputusan (decision making) dalam waktu singkat.

Baca juga: Penyebab Tarikan Mobil Berat Tidak Selalu karena Masalah Mesin

Pelajar SMP di bawah umur mengendarai motor sembari merokok dan tidak menggunakan helm Kompas.com/Daafa Alhaqqy Pelajar SMP di bawah umur mengendarai motor sembari merokok dan tidak menggunakan helm

Riyan menambahkan, kestabilan dan kesiapan emosi tidak bisa disejajarkan dengan kemampuan berkendara. Beberapa remaja mungkin terbukti mahir saat mengoperasikan kendaraan, namun ternyata belum sepenuhnya siap dari segi mental.

“Kendaraan sekarang kan jauh lebih mudah dikendarai, secara skill mengemudi tentu sudah cukup banyak (remaja) yang mahir. Tapi soal mental, belum tentu semuanya siap,” ujarnya.

Dia mengatakan, pola berkendara yang baik, benar, dan tenang, perlu lebih ditekankan kepada pengendara remaja. Tujuannya supaya emosi bisa terkontrol dan mental positif bisa terbentuk dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau