JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan akibat aquaplaning atau hydroplaning kerap tejadi saat musim hujan. Efek dari banyaknya genangan air di jalan dan tingginya kecepatan saat berkendara.
Aquaplaning juga bisa dialami oleh semua kendaraan, termasuk motor. Untuk mengantisipasinya, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, seperti mengurangi kecepatan, menghindari jalan basah, serta memastikan kualitas ban.
Namun, jika pengendara sudah telanjur mengalami kondisi aquaplaning, penting untuk mengetahui langkah penanganan yang tepat dan benar, untuk meminimalisasi cedera pada tubuh.
Agus Sani, Head of Safety Riding Wahana menjelaskan, ada dua opsi yang bisa dilakukan pengendara motor saat mengalami aquaplaning, yakni segera mengambil manuver cepat atau jatuh saja dan melepaskan motor.
Baca juga: Tren Modifikasi Gril Jeruji, Masihkah Laris di Tahun Ini?
Untuk diketahui, keputusan untuk mengambil dua opsi tersebut harus dilakukan dalam waktu cepat, jadi pengendara punya kewajiban untuk bersikap cermat dan mengandalkan insting serta refleks.
“Kalau kita (pengendara) yakin masih bisa bermanuver walau terkena aquaplaning, cara kontrol yang benar adalah jangan tarik rem atau gas, fokus pada kendali motor dan gunakan badan untuk bermanuver,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/1/2024).
Agus menjelaskan, opsi pertama punya peluang sukses yang cukup besar apabila pengendara cukup berpengalaman dan menjaga ketenangan.
Namun, jika situasi tidak lagi memungkinkan dan kendali motor menjadi liar, opsi terbaik dengan risiko terendah adalah jatuh. Ada beberapa poin yang harus diperhatikan supaya pengendara tetap dalam kondisi aman.
Baca juga: Indonesia dan Vietnam Bidik Kerja Sama di Sektor Kendaraan Listrik
Pertama, pastikan pengendara tidak dalam posisi masih menggenggam gagang kemudi. Opsi teraman adalah melepaskan diri dari motor.
“Tujuannya supaya kita tidak terseret. Karena bobot motor pasti berat, kalau kondisinya tangan masih pegangan dan terseret, risiko lukanya jauh lebih besar,” kata Agus.
Selanjutnya saat hendak terjatuh, pastikan posisi kedua tangan terlipat dan menempel di dada, serta kaki membujur dalam kondisi rapat. Tujuannya adalah supaya pengendara berguling dan meminimalisasi terjadinya luka gesekan.
“Intinya jangan pernah ketika jatuh, tangan kita dalam posisi menahan. Ini fatal sekali dan cederanya bisa serius,” kata Agus.
Jika langkah tersebut dilakukan dan pengendara dalam kondisi menggunakan peralatan lengkap, seperti helm, jaket, sepatu, dan celana panjang, serta risiko luka akan bisa diminimalisasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.