JAKARTA, KOMPAS.com - Volkswagen Beetle alias VW Kodok memang sudah tidak diproduksi, namun mobil yang jadi ikon otomotif paling populer di dunia. Tak heran jika penggemarnya juga cukup banyak di Indonesia.
Dari sekian banyaknya varian yang ada salah satu VW Kodok yang jadi incaran kolektor ialah VW Beetle seri 1302 LS. Ada sebab kenapa mobil ini disukai sebab memang punya beberapa perbedaan dengan yang lain.
Baca juga: Hari Ini Ada Diskon Tol, Tarif Semarang-Jakarta mulai Rp 367.350
Wahyu Widodo, penjual mobil-mobil hobi termasuk VW Bettle dari Pitulas Garage di Bursa Otomotif Blok M, Jakarta, mengatakan, LS merupakan singkatan Luxury S yang berarti memang edisi mewah.
"Ada beberapa perbedaan dengan Beetle biasa, pertama bedanya rem (depan) sudah disc brake, girboks lebih panjang dan torsi dobel," ujar Wahyu kepada Kompas.com, yang ditemui di Blok M, Jakarta, Selasa (2/1/2023).
Beetle 1302 LS sebetulnya punya beberapa sebutan, mulai dari VW Type One hingga Super Beetle namun biasanya orang menyebut seri ini ialah Super Beetle.
Secara umum bentuk semua Beetle mirip-mirip tapi jika ditelisik tetap ada perbedaannya, terutama Super Beetle yang diproduksi dari tahun 1970-1976.
Baca juga: Faktor Human Error Jadi Penyebab Utama Kasus Kecelakaan Truk
Dari bentuk, perbedaan Super Beetle dengan Beetle biasa ialah bentuk fender depan. Fender Super Beetle depan tidak landai sehingga proporsi ini membuatnya terlihat "agak pesek."
Suspensi depan Suspensi MacPherson Strut dan sudah pakai cakram beda dengan Beetle biasa yang belum cakram.
Perbedaan lain yang cukup besar ialah mesin, yang mengusung dapur pacu kapasitas 1.600 cc. Kapasitas mesin besar membuatnya lebih kencang dari Beetle biasa yang mayoritas bermesin 1.200 cc dan 1.300 cc.
Perbedaan sisanya hanya permainan aksesoris, di mana Super Beetle banyak aksen krom. Mulai dari bumper depan belakang dan lis kap mesin yang membentang vertikal.
Baca juga: Daftar Resmi Pebalap MotoGP 2024, 6 Pebalap Pindah Tim
Wahyu mengatakan harga Super Beetle sudah "gelap" di pasaran artinya banderol yang dipatok suka-suka penjual dan berapa sanggup konsumen membayar.
Seperti Super Beetle produksi 1972 yang ada di tokonya saat ini sudah dibanderol di atas Rp 300 juta.
"Secara mesin sama ada 1.3 liter dan 1.6 liter yang ini 1.6 liter. Cat tidak asli sudah disiram cat ulang, pelek Porsche," ujar Wahyu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.