JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Daihatsu Motor Co., Ltd Soichiro Okudaira memutuskan untuk menghentikan seluruh produk mobil yang terlibat skandal uji tabrak di seluruh dunia mulai Rabu, 20 Desember 2023.
Langkah tersebut diambil sebagai upaya perusahaan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan seluruh penggunanya di dunia meskipun harus mengalami kerugian besar yang tidak disebutkannya.
"Soal penundaan pengiriman ini, kami masih belum tau sampai kapan berlangsung dan berapa jumlah pasti kendaraan yang terlibat," kata Soichiro dalam konferensi pers yang disiarkan daring, Rabu (20/12/2023).
Baca juga: Mobil Toyota-Daihatsu Indonesia yang Terimbas Skandal Keselamatan
"Kita usahakan, Daihatsu-Toyota akan restart secepat mungkin. Maka untuk seluruh konsumen, supplier, dan mitra, kami benar-benar meminta maaf atas insiden besar ini," lanjut Soichiro.
Skandal ini tercatat melibatkan 64 model kendaraan, termasuk 22 model yang dijual dengan merek Toyota berserta 3 mesin yang dipasarkan secara global dengan total sekitar 88.000 unit dalam satu tahun terakhir.
Menariknya, puluhan ribu mobil tersebut melibatkan empat model yang diproduksi di Thailand, Malaysia, hingga Indonesia pada periode 2022 dan 2023.
"Kita menyadari bahwa konsumen menunggu kendaraan buatan kami untuk segera dikirimkan karena mereka sudah memesannya," kata Soichiro.
"Sementara bagi penyuplai dan mitra kami, hal tersebut sudah dikomunikasikan dan mereka mengerti atas penundaan produksi ini. Namun kita tidak bisa melakukan apa-apa sekarang," ucapnya lagi.
Baca juga: Imbas Skandal Keselamatan, Daihatsu Setop Distribusi Semua Mobilnya di Dunia
Lebih rinci, Executive Vice President, Chief Technology Officer TMC Hiroki Nakajima menyatakan, bahwa berdasarkan investigasi independen ditemukan kejanggalan baru 174 item dalam 25 kategori pengujian' selain kesalahan yang sebelumnya terdeteksi pada April dan Mei 2023.
Toyota dan Daihatsu menyatakan tidak mengetahui adanya kecelakaan melibatkan konsumen akibat skandal ini. Namun disebut verifikasi teknis secara menyeluruh sedang dilakukan.
"Kami akan melakukan investigasi lebih lanjut. Namun sampai sekarang tidak ada laporan kecelakaan yang berkaitan dengan kasus ini," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.