JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, beredar video di media sosial yang memperlihatkan dua pihak bersitegang karena urusan parkir. Bahkan, salah satunya sampai emosi hingga cenderung melewati batas.
Pada video yang diunggah oleh pemilik akun TikTok @graciellangel99, disebutkan bahwa dia memarkir mobilnya di Mall Kelapa Gading secara paralel, tetapi dalam posisi transmisi di N (Netral), bukan di P (Parking), dan tidak pula mengaktifkan rem parkir atau rem tangan.
Baca juga: Cara Mobil Transmisi Matik Bisa Didorong Saat Parkir Paralel
Namun, ada pemilik mobil lainnya yang emosi karena tidak bisa keluar akibat mobilnya terhalang. Orang tersebut mengaku sampai menunggu hingga lebih dari satu jam.
@graciellangel99KRONOLOGI?? 18 Nov 1. Sampe di MKG jam 6 sore. posisi mall rame banget susah parkir udh muter-muter sampelah ke paling atas mall. ketemu juru parkir disiruh paralel (nanti di up vt nya) sampe gue nanya, “paralel ?” dia bilang “iya” yaudah tuh gua parkir tp netral. 2. Masuk mall jalan-jalan belanja kyk biasa, gue sama anak gue masih 3 tahun dan asisten gue. cuma 2 jam an aja, 8.30 udh menuju ke parkiran. 3. Langsung menuju ke mobil, pas udh mau jalan tiba2 mobil disamperin sm 2 orang ini, marah-marah katanya udh nungguin sejam lebih gabisa keluar karna ktnya mobil gue halangin. 4. Trus disitu posisi nya ada OB, gue tanya dong sm OB, emg mobil gue gabisa didorong ? trus kata OB nya “susah”. (Lah ? susah ? tapi bisa kan ? orang mobil lain nya yg gue tutupin udah pada keluar kok, keliatan tuh dari dashcam gue juga parkiran nya udh kosong) 5. Akhirnya gue minta maaf. eh mereka malah menjadi-jadi. di VT ini nada bicara gue udh tinggi, karena mereka terus teriak-teriak didepan mobil gue. Dari awal gue udh minta maaf, gue ga mungkin ngegas duluan karna ada anak gue. 6. Disitu gue udh coba mundur dulu biar bisa lewatin mreka, tp mreka tetep halangin jalan gue dan ngancem bakal tetep di depan mobil gue kalo gue ga turun. 7. Posisi nya gue bawa anak kecil dan gamau perpanjang masalah ? toh mobil nya juga udh bisa keluar, dan mobil lain pun tidak ada yg permasalahin gue. 8. Mereka malah nungguin gue di parkiran, marah-marah, halangin jalan dan teror gue. Apakah ini bisa melanggar Pasal 406 ayat (1) KUHP pengrusakan dan Pasal 335 ayat (1) KUHAP. memaki, menghina, mempermalukan. sementara gue di dalam mobil tdk ada perlawanan. dan gara-gara mereka orang-orang diparkiran jadi pada ngeliatin mobil gue. 9. Take a note, gue masih ngeblur muka mereka krna menunggu itikad baik dari mereka supaya mereka mau menghadiri panggilan, ini masuk panggilan kedua gue baru up.. mereka tidak menghiraukan panggilan pertama, gppa.. we’ll see. 10. Dan, gue bawa anak 3 tahun itu merekam jelas semua percakapan antara orang tua nya dgn orang lain, apalagi mereka teriak2 di depan mobil kaya gitu.. denger ga sih suara anak gue.. walaupun ocehan nya blm ada artinya tp anak gue ngerti itu situasi tidak sewajarnya.
? original sound - graciellangel99
Sang pemilik mobil yang parkir paralel menyebutkan bahwa saat dia kembali ke mobilnya, pemilik mobil lain yang merasa terhalang tersebut sudah keluar dari tempat parkirnya.
Dia tetap meminta maaf, tapi pemilik mobil yang terhalang tersebut tetap tidak terima. Puncaknya, salah satu pelaku yang emosi tersebut mencoret-coret bagian belakang mobil.
Baca juga: Begini Cara Mudah Bisa Lancar Parkir Paralel Mobil
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, memang idealnya parkir tidak menutupi jalan keluar kendaraan lain. Namun, kadang ada yang terlewat juga.
"Boleh komplain atau marah, tapi tidak boleh emosi, karena emosi membuat aksi negatif atau tidak terkontrol, seperti pada video," ujar Sony, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
"Pelaku melakukan tindakan tidak terpuji dengan merusak kendaraan dan mengajak berhantam, itu sudah melanggar hukum. Apalagi, korban punya bukti CCTV," kata Sony.
@graciellangel99 Replying to @DONATT???? ? original sound - graciellangel99
Menurut Sony, seharusnya selama pelaku sudah meminta maaf, anggap saja sudah selesai, itulah toleransi. Sebab, mungkin di lain waktu hal sebaliknya akan terjadi pada pelaku.
"Ketika hal tersebut terjadi, tindakan korban sudah benar dengan tidak terpancing. Tetap di dalam mobil, kunci pintu dan jendela. Boleh lakukan perekaman untuk bukti atau bunyikan klakson panjang untuk mengundang pihak keamanan. Tetapi, kalau sudah sampai taraf terancam, ambil langkah seribu atau pergi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.