JAKARTA, KOMPAS.com - Decnop tercatat sebagai orang pertama naik mobil nonsetop dan berhasil finis Jakarta-Surabaya, atau saat itu Batavia-Soerabaja. Decnop berhasil mencatat waktu 19 jam dan 26 menit pada 1911.
Usai Decnop banyak yang kemudian melakukan hal yang sama, yaitu mengendarai mobil dari Batavia-Soerabaja. Apalagi di masa itu kemajuan dalam teknologi otomotif membuat laju mobil semakin cepat.
Dilansir dari buku Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini karya James Luhulima, perlombaan mengejar waktu dari Batavia-Soerabaja semakin sengit. Rekor yang dibukukan Decnop sendiri bertahan selama 13 tahun dan akhirnya patah pada tahun 1924.
Baca juga: Skema Kredit Mobil Listrik Citroen eC3, Cicilan mulai Rp 6 Jutaan
Ayah dan anak, yaitu Branbergen Sr dan Branbergen Jr, berhasil mematahkan rekor Decnop pada 23 Februari 1924 dengan mengendarai Fiat Sport dari Batavia-Soerabaja dengan waktu 17 jam dan 45 menit.
Tujuh tahun kemudian KE Schutt, seorang pebalap dari perkebunan berhasil mengalahkan waktu Branbergen Sr dan Branbergen Jr.
KE Schutt mengendarai mobil La Salle keluaran General Motors (GM) yang disebut sebagai versi kecil dari Cadillac bermasin V8. Dia berhasil membukukan waktu tempuh 11 jam dan 58 menit dengan kecepatan rata-rata 70 km per jam.
Tak puas dengan hasil tersebut, KE Schutt kembali menjajal rute yang sama pada 6 Februari 1926. Namun, kali ini mengendarai Ford Model A produksi tahun 1928.
Mobil dengan nomor polisi D880 tersebut berhasil membukukan rekor baru, yaitu 11 jam dan 26 menit dengan kecepatan rata-rata 76 km per jam untuk menempuh jarak Batavia-Soerabaja sejauh 845 km.
Baca juga: Tukang Pelat Pinggir Jalan Ikut Mencegah Kendaraan Bodong Beredar
Untuk diketahui, catatan waktu tersebut sangat luar biasa di zamannya, bahkan hingga saat ini. Orang yang melakukan touring nonsetop Batavia-Soerabaja merupakan orang yang punya nyali besar.
Bagaimana tidak, dengan adanya Tol Trans-Jawa saja, waktu tempuh Jakarta-Surabaya saat ini saja sekitar 9-10 jam tergantung kecepatan.
Sedangkan di zaman itu, kondisi jalan dan infrastruktur masih terbatas. Kemudian, walau kondisi jalan masih lengang alias sepi, mesti dipahami belum ada SPBU atau sekadar bengkel atau tambal ban.
Setelah KE Schutt, tercatat ada dua orang lagi yang berhasil memperpendek waktu tempuh. Orang itu ialah Alfons Gall pada 1932 dan HG v d Sluis pada 1934 mengendarai Fiat Balila dengan waktu 10 jam dan 10 menit.
Usaha untuk mencatat waktu lebih cepat dari Batavia-Soerabaja terus dilakukan dan semakin bergelora saat ruas jalan Pamanukan dari Karawang-Cikampek dan Pamanukan dibuka pada 1934.
Baca juga: Skema Kredit LMPV, DP mulai Rp 7 Juta, Angsuran Rp 4 Jutaan
Dengan dibukannya ruas jalan tersebut, jarak tempuh dari Batavia-Soerabaja berkurang 45 km menjadi 800 km. Di sisi lain, teknologi otomotif semakin berkembang, mesin mobil tambah besar dan semakin kencang.
Pada 1935, DH Heuterman berhasil mencatat waktu 9 jam dan 13 menit dengan mengendarai mobil Ford V8. Catatannya semakin cepat esok harinya saat pulang dari Soerabaja-Batavia dengan waktu 9 jam dan 8 menit.
Namun, rekor yang tercatat dan belum terkalahkan hingga saat ini dibukukan oleh F Viehs pada 23 November 1938. Saat itu, F Viehs mengendarai Fiat Balilla dari Batavia-Soerabaja dalam waktu hanya 8 jam dan 13 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.