JAKARTA, KOMPAS.com - Membeli mobil bekas adalah salah satu alternatif jika modal terbatas. Salah satu mobil yang sudah tidak dipasarkan di Indonesia adalah Ford Fiesta dengan harga cukup terjangkau.
Ada beberapa pilihan tahun pemakaian yang bisa dipertimbangkan oleh calon konsumen Ford Fiesta. Biasanya semakin tua tahun produksinya, maka harga unit yang dibanderol semakin murah.
Pantauan Kompas.com di sejumlah bursa mobil bekas daring, harga Ford Fiesta bekas berkisar dari Rp 80 juta hingga Rp 100 jutaan. Tahun pemakaiannya beragam, mulai dari 2010 hingga 2019.
Baca juga: KLX 150 Sumbang 60 Persen Penjualan Kawasaki di Indonesia
Namun, sebelum kepincut membeli Fiesta bekas, pahami dulu beberapa masalah atau sering disebut "penyakit" yang terjadi pada mobil ini.
Ferry Bontot, pemilik bengkel spesialis Ford Auto Solution (FAS) di Cirendeu, Tangerang Selatan, mengatakan, bicara Fiesta ada tiga masalah yang terjadi yaitu transmisi matik dual clutch, modul TCM dan modul ABS.
Namun, Ferry mengatakan hal tersebut biasanya terjadi karena usia pakai. Kemudian biasanya masalah seperti itu tidak bisa digeneralisasi karena tiap mobil bisa jadi punya permasalahan berbeda.
Baca juga: Ganjil Genap di Jalur Puncak Berlaku Mulai Hari Ini
"Lebih tepatnya sebetulnya usia pakai, kadang tiap mobil beda-beda. Sesama Everest saja beda-beda, ada yang injektornya mulai lemah tapi di mobil satunya belum," kata Ferry kepada yang ditemui Kompas.com, Jumat (20/10/2023).
"Kalau di Fiesta kita modul ABS, kemudian masalah matik dan TCM atau modulnya. Sebetulnya masalah usia komponen cuma dia lebih cepat (aus) dibanding (model Ford lain) keluaran lama, seperti Escape atau Ranger yang TDI atau TDCI," katanya.
Ferry yang mantan teknisi diler resmi Ford itu mengatakan, untuk transmisi dual cluth di Fiesta saat ini kerap bermasalah karena selain umur masa pakai transmisi matik jenis ini memang secara bawaan lebih rentan.
Baca juga: Lakukan Ini Ketika Mobil Mengalami Pecah Ban di Jalan Tol
"Teknologi koplingnya kering, Ford selama ini pakai yang basah transmisi yang ada olinya, yang ini dia pakai matik yang dimanualkan jadi matik kering. Potensi rusaknya lebih besar, karena ya karena tadi karena dia tidak pakai oli," katanya.
Ferry mengatakan, keadaan tersebut bisa diperparah jika pemilik atau pemakaiannya sembrono.
"Biasanya sembarangan. Maksudnya begini matik baik yang kering atau basah, pada saat lampu merah agak lama di atas dua menit atau macet, bagusnya di N tapi orang-orang di D. Nah itu salah satu yang bikin panas cepat rusak," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.