Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kecelakaan Truk dan Bus, Indonesia Krisis Sopir yang Kompeten

Kompas.com - 25/09/2023, 13:31 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Banyaknya kecelakaan yang melibatkan bus dan truk salah satunya disebabkan karena kurangnya kemampuan sopir dalam mengantisipasi masalah.

Fenomena kecelakaan bus dan truk masih saja kerap terjadi, terakhir di Bawen yang menyebabkan 3 korban jiwa dan puluhan luka-luka, di Lamung dan Lamongan. Ini menjadi perhatian oleh banyak pihak bahwa ada sistem yang harus dibenahi.

KNKT pernah mengidentifikasi terdapat kemiskinan kompetensi pada pengemudi, di mana hal ini tidak tertangani melalui mekanisme pengambilan SIM maupun pelatihan.

Baca juga: Kecelakaan Truk di Bawen, Sopir Hanya Punya SIM A

Kondisi truk yang mengalami kecelakaan di Pelabuhan Bakauheni, Sabtu (23/9/2023) malam.KOMPAS.COM/DOK. KSKP Bakauheni Kondisi truk yang mengalami kecelakaan di Pelabuhan Bakauheni, Sabtu (23/9/2023) malam.

“Masalah ini ada di Transjakarta, Pertamina, dan sebagainya. Ini masalah yang krusial Pak Dirjen. Kita krisis pengemudi, kemudian kita krisis kompetensi,” ujar Achmad Wildan, Investigator Senior KNKT, dalam tayangan Youtube Ditjen Perhubungan Darat (22/11/2022).

Menurutnya, 90 persen penyebab kecelakaan kendaraan niaga adalah para sopir tidak paham sistem rem, tidak paham dashboard instrumentasi, dan tidak paham pre trip inspection.

“Mungkin bapak akan terkejut, hasil investigasi kami menemukan 90 persen masalah hard skill di pengemudi adalah mereka tidak paham sistem rem. Baik pengemudi-pengemudi perusahaan besar dan multinasional,” ucap Wildan.

Baca juga: Banyak Kecelakaan Truk Terjadi karena Pengetahuan Sopir Minim

Truk tronton tanpa muatan mengalami kecelakaan di Exit Tol Bawen, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (23/9/2023).Polda Jateng Truk tronton tanpa muatan mengalami kecelakaan di Exit Tol Bawen, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (23/9/2023).

Wildan menambahkan, Covid-19 selama dua tahun cukup menyisakan masalah cukup besar bagi transportasi jalan, di mana saat ini baik angkutan orang maupun barang kekurangan pengemudi.

Wildan menyebut bahwa para pengusaha angkutan telah banyak kehilangan pengemudinya karena alih profesi selama pandemi, dan tidak kembali lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau