JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap kendaraan yang akan melintas kawasan DKI Jakarta wajib memiliki emisi gas buang rendah, minimal tidak melebihi dari ketentuan ambang batas.
Bila tidak, maka ketika terjaring razia uji emisi kendaraan akan kena tilang dengan denda Rp 250.000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 500.000 untuk kendaraan roda empat.
Denda yang cukup besar tentu menjadi ancaman buat setiap pengguna kendaraan bermotor. Maka dari itu, penting mengetahui apakah asap knalpot kendaraan yang digunakan memiliki emisi baik.
Baca juga: Peran Busi Tekan Emisi Gas Buang yang Sebabkan Polusi Udara
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan untuk memastikan apakah mobil lulus uji emisi atau tidak adalah perlu dilakukan pengukuran, namun bisa juga dilihat tanda-tandanya dengan kasat mata.
“Tidak semua bengkel memiliki alat uji emisi, padahal untuk mengetahui dengan pasti pengukuran perlu dilakukan, jika tidak kita hanya bisa mengira-ngira dari tanda yang ada,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Kamis (7/9/2023).
Hardi mengatakan agar mobil bisa lulus uji emisi maka yang bisa dilakukan oleh pengguna adalah mengoptimalkan kesehatan mesin.
Baca juga: Punya Masa Pakai, Ini Waktu Tepat Mengganti Busi Mobil
Emisi yang baik akan dihasilkan berkat pembakaran pada mesin terjadi dengan sempurna. Maka dari itu bisa diperkirakan apakah mobil akan lulus uji emisi atau tidak dari tanda-tanda yang ada.
“Pembakaran tidak sempurna salah satunya bisa dilihat dari warna busi, sebelum dibersihkan sisa pembakaran yang berada di ujung busi bisa dianalisis,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan mesin yang sehat umumnya memiliki busi dengan warna yang cerah kecoklatan dan kering.
Baca juga: Tanda-tanda Busi Mobil Sudah Minta Ganti
“Jika basah, gelap atau hitam maka mengindikasikan sisa pembakaran yang menempel pada ujung busi masih mengandung BBM atau unsur lain dengan konsentrasi pekat, itu menjadi tanda terjadi pembakaran tidak sempurna,” ucap Hardi.
Kondisi tersebut bisa terjadi ketika busi tidak mengeluarkan percikan bunga api dengan optimal, bisa karena busi waktunya ganti atau terjadi masalah pada sistem pengapian.
“Selain pengapian, kesempurnaan pembakaran juga dipengaruhi oleh jumlah BBM yang masuk, harus pas tidak boleh terlalu banyak dan sedikit, jika pada mesin karbu maka bisa dilakukan penyetelan,” ucap Hardi.
Baca juga: Jangan Dianggap Sepele, Ganti Busi Motor Harus Teratur
Sedangkan pada mesin modern yang sudah menggunakan komputer dan injeksi maka jumlah BBM bisa dipengaruhi oleh jumlah udara masuk yang terbaca oleh sensor.
“Jika sensor membaca jumlah udara banyak maka jumlah BBM akan diperbanyak, nah akan menjadi masalah bila kenyataannya jumlah udara sedikit, hal ini bisa kejadian akibat filter udara yang bolong, sensor terganggu kotoran dan sebagainya,” ucap Hardi.
Selain komposisi udara dan BBM, kesempurnaan pembakaran juga bisa dipengaruhi oleh kompresi mesin. Jika kompresi yang dihasilkan di bawah ketentuan maka pembakaran akan tidak optimal.
Baca juga: Dampak Asal Ganti Busi Mobil, Mesin Bisa Overheat
Kondisi di atas, bisa terbaca dari warna sisa pembakaran yang menempel di ujung busi pada masing-masing silinder. Cara tersebut menurut Hardi bisa menjadi perkiraan apakah mesin akan lulus uji emisi atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.