Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Quartararo Sebut Peran Pebalap Cuma 30 Persen di MotoGP Modern

Kompas.com - 07/09/2023, 10:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan motor MotoGP dinilai makin mengecilkan kemampuan pebalap. Semakin canggih dan banyak teknologi justru membuat pebalap yang "dikontrol" oleh teknologi.

Banyak pebalap yang menyebut motor MotoGP jadi terlalu canggih. Salah satu yang buka suara ialah pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo yang mengatakan bahwa sekarang eranya "perang motor."

Baca juga: Insiden GP Catalunya, Marquez Salahkan Para Pebalap

Saat ini balap motor prototipe 1.000 cc tersebut dibekali dengan banyak perangkat baru yang tidak ada sebelumnya, mulai dari pengembangan mesin, perangkat pengatur ketinggian hingga aeordinamika.

Fabio Quartararo menangis usai gagal raih juara dunia MotoGP 2022motogp.com Fabio Quartararo menangis usai gagal raih juara dunia MotoGP 2022

“Bagi saya 70 persen motor dan 30 persen pebalap. Mungkin lebih sedikit lagi. Sulit untuk mengatakannya," kata Quaratararo dilansir dari Crash.net, Kamis (7/9/2023).

“Anda bisa melihat dengan jelas sekarang (peringkat pebalap berdasarkan motor) bahwa Honda dan Yamaha jauh lebih rendah, Ducati lebih unggul. Aprilia dan KTM saling bertarung," katanya.

Fakta ini berbeda dengan MotoGP beberapa tahun sebelumnya di mana kemampuan pebalap yang lebih menonjol. Motor bagus tanpa pebalap bagus tidak akan bisa memimpin balapan.

"Dahulu lebih jelas lagi yang dimaksud adalah pebalap, pebalap, pebalap. Tapi saat ini, memang seperti itu dan kami harus menerimanya,” ujar Quartararo.

Baca juga: Voltron Resmikan SPKLU di Senayan City, Segini Tarifnya

Pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo saat tampil dalam rangkaian MotoGP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Jumat (31/3/2023).AFP/JUAN MABROMATA Pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo saat tampil dalam rangkaian MotoGP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Jumat (31/3/2023).

Sebelumnya Juara Dunia MotoGP 2021 itu pernah mengatakan, Yamaha stagnan karena orang Jepang lebih konservatif berbeda dengan pabrikan asal Eropa yang berani ambil risiko.

“Saya tidak punya pengalaman sebanyak yang dimiliki pebalap lain, tapi kejuaraan dunia (MotoGP) telah berubah dari putih menjadi hitam dalam empat tahun saya berada di sini,” kata Quartararo.

“Pada tahun 2019, ketika saya debut, untuk permulaan saya hanya perlu mengaktifkan kontrol start. Sekarang Anda harus melakukan seribu manuver, rem untuk mengaktifkan ketinggian, perangkat depan dan belakang, lihat semua kontrol dan sebagainya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau