JAKARTA, KOMPAS.com - Walaupun memilik segudang keunggulan seperti harga murah, biaya perawatan rendah, dan lainnya, sepeda motor listrik juga memiliki beberapa kelemahan yang harus dipahami oleh pengguna.
Satu kelemahan motor listrik, yakni keterbatasannya dalam hal payload capacity, dan kurang optimal untuk mengangkut beban yang terlalu berat.
Dewasa ini, persebaran motor listrik semakin banyak dan jumlah pengguna juga bertambah. Namun sering dijumpai, motor listrik tidak digunakan sesuai peruntukannya.
Muhammad Dipokartono, pemilik bengkel spesialis motor listrik Orang Senang Garage menjelaskan, banyak kejadian motor listrik rusak karena dipakai tidak sesuai peruntukannya.
Baca juga: Begini Langkah Menghidupkan Motor yang Sudah Lama Mangkrak
“Orang beli motor listrik setelah tembus subsidi Rp 7 juta, dapet model yang murah. Tapi penggunaannya ngawur, dipakai angkut-angkut barang buat logistik,” ucapnya kepada Kompas.com di Tangerang, Senin (24/7/2023).
Pria yang akrab disapa Divo Gimbal itu menambahkan, hal itu mungkin berkaitan dengan skema penyaluran subsidi motor listrik, di mana salah satu penerima prioritas adalah pelaku UMKM.
Cukup banyak pelanggannya yang datang untuk melakukan servis, menggunakan motor-motor listrik murah yang termasuk kategori subsidi, Seperti Greentech, Volta, dan Uwinfly.
Dia menjelaskan, kerusakan yang paling sering ditangani ada pada komponen dinamo, tanda jika motor listrik dipakai mengangkut beban melebihi kapasitas.
Baca juga: Kendaraan Listrik Makin Banyak, PLN Jawa Barat Berencana Tambah SPKLU
Optimalnya, motor listrik dengan dinamo standar sebaiknya tidak mengangkut beban yang bobotnya melebihi 100 kilogram, karena hal itu berpotensi menurunkan performa.
“Langsung bisa ketebak kerusaakannyaa kalau (motor listrik) sering dipakai angkut-angkut barang. Customer saya sendiri juga ada yang cerita, punya usaha warung atau laundry. Jadi memang full motor kerja,” kata dia.
Divo menyarankan pengguna untuk tidak membiasakan angkut beban berlebihan. Sejatinya, fungsi utama motor listrik, khususnya yang murah, hanyalah sebagai sarana transportasi dalam kota saja.
“Jujur saja, kalau sampai dipaksakan (angkut beban berlebihan) biaya servisnya bakal mahal, karena ada kemungkinan dinamo, controller, dan baterai rusak,” ucapnya.
Harga ketiga komponen tersebut juga tidak murah. Dinamo hub-drive harganya sekitar Rp 4,5 juta, controller sekitar Rp 3 juta, dan baterai berkisar antara Rp 2 juta sampai Rp 7 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.