JAKARTA, KOMPAS.com - Populasi motor listrik di jalanan Indonesia semakin marak. Peningkatan jumlah tersebut turut memengaruhi ke komponen modifikasi yang ada di pasaran.
Dulu, saat motor listrik mulai di pasarkan, medio 2010-an, mencari komponen modifikasi masih sulit dilakukan. Tapi berbeda dengan sekarang ceritanya, sudah tidak sulit lagi kalau misal mau mengoprek motor listrik.
Adyta, pemilik bengkel spesialis motor listrik E Centrum di Tangerang mengatakan, sparepart modifikasi untuk motor listrik sekarang sudah melimpah, banyak juga pilihannya.
Baca juga: Apa saja Bagian Motor Listrik yang Bisa Dimodifikasi?
"Jauh lebih banyak pilihannya daripada pas awal-awal muncul sekitar 2015-2017. Sparepart yang dimasukin juga masih terbatas (dulu)," kata Adyta kepada Kompas.com, Selasa (18/7/2023).
Adyta menjelaskan, sparepart modifikasi saat ini banyak sekali, mau yang impor atau lokal juga ada. Tapi saat ini konsumen yang datang ke bengkelnya masih memilih komponen yang diimpor daripada lokal.
"Segi harga, lokal sama impor jauh, murahan impor. Impor kan produksi sudah banyak, kalau di sini sudah banyak juga, mungkin bisa bersaing harganya," kata Adyta.
Baca juga: Mobil Baru Honda Mendarat di Indonesia, Inikah CR-V Terbaru?
Tapi memang, untuk motor listrik yang banyak beredar di jalan, menurut Adyta masih banyak memakai komponen dari luar. Tapi tentu di masa depan, komponen lokal juga bisa mendominasi, apalagi ada aturan soal TKDN.
"Untuk fabrikasi sudah banyak, yang buat dinamo, controller ada, baterai juga sudah ada, tapi selnya dari luar, di sini perakitan saja," ucap Adyta.
Kalau mau memodifikasi motor listrik, Adyta menyarankan untuk mulai dari baterai dulu, ditingkatkan kapasitasnya agar jarak tempuh lebih jauh. Baru kalau dirasa kurang kencang, maka bisa upgrade controller sampai dinamo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya