Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Mobil Transmisi Matik Tidak Boleh Kasar

Kompas.com - 04/07/2023, 18:02 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil transmisi matik dibuat untuk memudahkan pengemudi saat berkendara. Namun saat mengendarai, pengemudi harus menggunakan perasaan dan tidak boleh kasar.

Pemilik bengkel spesialis Worner Matik, Hermas Efendi Prabowo mengatakan, tidak sedikit pengemudi yang berlaku agresif saat membawa mobil matik seolah sedang membawa mobil transmisi manual.

Baca juga: Eneos NXP Ramaikan Ajang Jakarta Fair Kemayoran 2023

"Cuma kadang orang di Indonesia itu masih berperilaku bawa mobil manual saat bawa mobil matik. Kalau manual dipakai seperti apa saja ayo, kalau matik tidak boleh begitu. Boleh apa tidak? boleh, cuma mesti tahu resikonya," ujar Hermas kepada Kompas.com, Senin (3/7/2023).

Solenoid Valve mobil matikDicky Aditya Wijaya Solenoid Valve mobil matik

Hermas mengatakan, pengoperasian mobil matik memang lebih sederhana daripada manual namun bukan berarti bisa diperlakukan sembarangan.

"Orang sering juga berkendara tetapi salah kostum atau tidak tahu diri. Misalnya transmisi matik non tiptronic memang tidak didesain untuk berkendara agresif seperti kita mau balap tapi pakainya kasar, agresif, jadi memang itu akan mempercepat transmisi matik (rusak)," ujarnya.

"Memang mungkin tidak saat itu tapi dalam tempo dan jangka waktu tertentu menjadi usianya lebih pendek," kata Hermas.

"Sebetulnya mau tiptronic maupun non tiprtonic girboksnya sama cuma yang membedakan ialah perintahnya untuk triptronic ada tambahan di sistemnya tapi konstruksinya sama," kata Hermas.

Baca juga: Julukan Baru buat Marquez Setelah Catat Rekor Jatuh Terbanyak

Tuas transmisi mobil matikKOMPAS.com/Serafina Ophelia Tuas transmisi mobil matik

Contohnya kata Hermas perilaku saat akan parkir, saat mobil hendak maju ataupun mundur dalam posisi belum benar-benar berhenti tetapi tuas transmisi sudah digeser ini membuat transmisi cepat rusak.

"Pertama karena orang buru-buru, orang bawa matik, perpindahan tuasnya tidak boleh buru-buru, sebab proses engagement-nya (interaksinya) lebih lama, kopling belum bekerja dengan baik maka ada resiko timbul masalah," kata Hermas.

"Saat menggeser tuas maju atau mundur juga begitu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau