Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Eneos Mulai Tes Bahan Bakar Sintetis Pakai Prius dan GR86

Kompas.com - 05/06/2023, 08:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pabrikan otomotif terus berupaya mengeksplorasi solusi lain untuk mencapai era nol emisi. Salah satunya dengan bahan bakar sintetis yang tengah dikembangkan oleh Eneos.

Dikutip dari Carscoops.com, Senin (5/6/2023), pabrikan pelumas asal Jepang ini sedang melakukan pengetesan bahan bakar sintetis. Mobil yang digunakan adalah Toyota Prius PHEV dan GR86.

Bahan bakar sintetis yang digunakan disebutkan terbuat dari campuran karbon dioksida dan hidrogen. Eneos sudah memproduksinya secara lokal di Jepang.

Baca juga: Toyota Sebut Teknologi Baterai Solid State dan Bahan Bakar Sintetis Belum Siap

Eneos melakukan pengetesan ini di Toyota Traffic Safety Center Mobilita yang terletak tidak jauh dari sirkuit Fuji Speedway di Jepang.

Pengetesan bahan bakar sintetis buatan Eneos pada Toyota Prius PHEV dan GR86Dok. Carscoops.com Pengetesan bahan bakar sintetis buatan Eneos pada Toyota Prius PHEV dan GR86

Sebagai demonstrasi, tangki bahan bakar Prius dan GR86 diisi dengan campuran 10 persen e-fuel dan 90 persen bensin biasa.

Pada siaran pers yang dibagikan, tidak disebutkan adanya modifikasi mekanis pada kedua mobil tersebut. Artinya, pengetesan dilakukan dengan kondisi mesin standar.

Presiden dan CEO Toyota Koji Sato yang mengendari mobil tersebut, mengatakan, tidak ada perubahan sensasi berkendara pada mobil yang menggunakan bahan bakar sintetis tersebut.

Baca juga: Honda dan Porsche Berlomba Kembangkan Bahan Bakar Sintetis

Menurut Eneos, bahan bakar sintetis ini secara kimia mirip dengan bensin. Tapi, bisa dibuat menggunakan hidrogen dari energi terbarukan dan karbon dioksida.

Pengetesan bahan bakar sintetis buatan Eneos pada Toyota Prius PHEV dan GR86Dok. Carscoops.com Pengetesan bahan bakar sintetis buatan Eneos pada Toyota Prius PHEV dan GR86

Keunggulan bahan bakar sintetis bukan hanya bisa menurunkan emisi karbon yang dihasilkan mobil. Tapi, dengan menggunakan bahan bakar ini, infrastruktur yang lama masih bisa digunakan.

Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum bahan bakar sintetis ini siap dipasarkan. Eneos sendiri baru memproduksinya dalam skala kecil, yakni satu barrel per hari.

Presiden dan CEO Eneos Takeshi Saito, mengatakan, perusahaannya akan memulai dengan campuran bahan bakar rendah kabron, bahan bakar sintetis, dan biofuel, sebelum melangkah ke produksi skala besar bahan bakar sintetis pada 2030.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com