JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di media sosial memperlihatkan seorang ibu-ibu protes kepada petugas polisi saat proses ujian praktik pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C atau SIM sepeda motor.
Dalam video yang diunggah akun TikTok birulangit153, kejadian tersebut terjadi Pekanbaru, Riau, belum lama ini.
Baca juga: Valentino Rossi Ungkap Tiga Lawan Terberat Dalam Karirnya
Berdasarkan keterangan video, ibu tersebut marah sebab di sana ujian praktik SIM C menggunakan motor manual dan tidak ada opsi menggunakan motor matik. Sedangkan anaknya hanya bisa membawa motor transmisi otomatis.
@birulangit153 Membalas @harisagung285 #TikTokForYouStage ? Dj Aftershock Reborn - Adit permana
"Uji praktek SIM diwajibkan pakai motor manual. Tapi pada akhirnya si bapak petugas mengizinkan motor matik mereka untuk uji praktek SIM," kata keterangan video dikutip Minggu (28/5/2023).
Dalam video yang lain, terlihat sang anak kemudian mencoba melakukan ujian praktik SIM. Namun saat melakukan tes di lintasan angka delapan sudah dikatakan gagal oleh polisi karena mengenai tiang.
"Kalau belum mampu silahkan latihan," ungkap polisi kepada ibu-ibu yang protes tersebut di dalam video.
Sulitnya ujian praktik SIM C memang sering kali dikritik oleh masyarakat. Ujian SIM dianggap kurang masuk akal, terutama lintasan angka delapan, zig zag dan putar balik dengan kaki tidak boleh menyentuh tanah.
Baca juga: Kendaraan Hilang, Ini Cara Melaporkan ke Polisi
@birulangit153 Membalas @userrr9394891 kalau mau ikut ujian harus mampu dulu kata pakpol nya ???? #SerunyaGayaBareng ? Meluncur Ke Tkp Siap 86 - Rahmad Remix
Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus menjelaskan, ujian SIM terbagi menjadi dua, yakni teori dan praktik.
Pada ujian praktik, pihak kepolisian mengajarkan calon pemilik SIM untuk mahir dalam berkendara. Sementara itu, ujian teori dimaksudkan agar calon pemilik SIM memahami aturan berlalu lintas.
"Ujian praktik itu uji kompetensi bagi calon pemilik SIM supaya dia berkeselamatan di jalan," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.
"Karena bukan dirinya saja yang jadi selamat, tetapi orang lain juga," ujar Yusri.
Baca juga: Hati-hati Ada Modus Baru, Penipuan yang Incar Pria di Parkiran Mal
Yusri mengatakan angka kecelakaan di Indonesia dan dunia pada umumnya sangat tinggi. Untuk itu, Korlantas Polri memiliki tugas meningkatkan kompetensi masyarakat dalam berkendara.
Hal itu agar masyarakat mahir dan memiliki pemahaman ketika dihadapkan pada situasi yang tidak terduga di jalan raya.
"Misalnya, ada masyarakat pakai motor tiba-tiba di depannya ada lubang besar, karena sudah mahir, dia reflek langsung, refleknya tinggi. Itu yang kita ujikan (memutari angka 8 dan zig-zag) supaya mereka reflek," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.