Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2023, 09:42 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pecah ban di jalan tol jadi momok yang menakutkan. Pasalnya, dengan kecepatan mobil yang cenderung lebih tinggi dari jalan biasa, imbasnya bisa fatal, bahkan tak jarang sampai membuat nyawa melayang.

Contoh kasusnya sudah banyak, dan paling baru insiden yang dialami Mitsubishi Xpander di Jalan Tol Jagorawi beberapa hari lalu.

Karena pecah ban, MPV rival Avanza tersebut sampai terbalik dan membuat korbannya mengalami luka-luka.

Baca juga: Pecah Ban di Tol, Tindakan Pertama yang Dilakukan Bukan Injak Rem

Perlu diketahui, ada beberapa faktor yang membuat ban mobil bisa pecah ketika sedang digunakan dalam perjalanan.

Mobil pemudik dengan barang bawaan di atas tanpa menggunakan roof boxDok. Cakdan Mobil pemudik dengan barang bawaan di atas tanpa menggunakan roof box

Selain dari masalah eksternal, seperti kena benda tajam atau jalan berlubang, ternyata paling sering kejadian justru karena kurangnya perawatan dari pemilik mobil.

Hal ini pernah diutarakan Zulpata Zainal, On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk, beberapa waktu lalu yang menjelaskan, musuh utama ban pecah karena pemilik atau pengguna mobil yang malas melakukan pemeriksaan dan perawatan.

"Ban bisa pecah dan paling sering akibat kurang tekanan udara, atau karena memikul bobot yang berlebihan. Inilah musuh utama ban tekanan udara yang kurang atau ekuivalen dengan kelebihan bobot," ujar Zulpata, beberapa waktu lalu pada Kompas.com.


Pada dasarnya, lanjut Zulpata, konstruksi pada ban mobil sudah dirancang sangat kuat dari setiap pabrikan. Bahkan diklaim hampir tidak mungkin pecah, selama kondisinya layak pakai.

Baca juga: Saat Kondisi Darurat, Bolehkah Pakai Ban Serep untuk Perjalanan Jauh?

Sebelum dipasarkan, ban juga sudah melalui berbagai rangkaian proses pengetesan sebagai langkah standar pengujiannya.

Karena itu, banyak kejadian pecah ban mobil justru lebih didominasi kurangnya perawatan dari pengguna atau pemilik mobil. Paling utama terkait masalah kondisi tekanan udaranya.

Ilustrasi tambah tekanan udara pada ban mobilKOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi tambah tekanan udara pada ban mobil

"Selalu lakukan pemeriksaan berkala tekanan udara ban, sesuaikan dengan tekanan udara ban yang direkomendasikan pabrikan kendaraan," ucap Zulpata.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com