Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Konsumsi Kopi dan Minuman Berenergi Saat Mudik Lebaran

Kompas.com - 12/04/2023, 07:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengemudikan mobil di kala mudik bukan pekerjaan ringan. Hal itu wajar, mengingat jarak yang harus ditempuh pemudik untuk pulang ke kampung halaman bisa mencapai ratusan kilometer.

Supaya perjalanan lancar tanpa hambatan, setiap pemudik memiliki metode masing-masing. Salah satunya, yaitu mengkonsumsi kopi atau minuman berenergi untuk menambah tenaga.

Walaupun dua minuman tersebut memiliki efek menambah tenaga, pemudik tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi keduanya saat melakukan perjalanan.

“Minum kopi atau energy drink sebelum mudik itu termasuk doping dan sangat tidak dianjurkan, apalagi ketika dalam perjalanan mudik,” kata Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia kepada Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Baca juga: Buka Bersama Toyota Yaris Club Indonesia, Santuni Yatim dan Piatu

Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol Cikopo-Palimanan, Jawa Barat, Rabu (27/4/2022). Memasuki H-5 lebaran 2022 volume jumlah kendaraan mengalami peningkatan yang signifikan di jalan tol Cikopo-Palimanan yang mengakibatkan kemacetan pada sejumlah ruas jalan utama tol karena antrea kendaraan yang akan masuk rest area.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol Cikopo-Palimanan, Jawa Barat, Rabu (27/4/2022). Memasuki H-5 lebaran 2022 volume jumlah kendaraan mengalami peningkatan yang signifikan di jalan tol Cikopo-Palimanan yang mengakibatkan kemacetan pada sejumlah ruas jalan utama tol karena antrea kendaraan yang akan masuk rest area.

Biasanya, pemudik mengkonsumsi kopi dan minuman berenergi ketika rehat sejenak untuk menyegarkan badan sebelum melanjutkan perjalanan. Ini adalah langkah keliru yang sebaiknya tidak dilakukan.

Efek penyegaran yang muncul dari konsumsi kopi atau minuman berenergi bersumber dari senyawa aktifnya, yakni kafein dan taurine. Keduanya merupakan psikostimulan yang memang memberikan lonjakan energi singkat bagi tubuh.

Menurut Sony, efek penyegaran yang didapat dari doping tidak akan bertahan lama dan bisa hilang seketika. Saat efeknya sudah hilang, pengendara berpotensi mengalami kondisi microsleep.

“Badan mungkin terasa segar dan bugar, tapi sebenarnya otak dan saraf sudah lelah karena perjalanan jauh, nantinya bisa mengalami microsleep, ini berbahaya,” ujarnya.

Baca juga: Pertimbangan AHM Soal Motor Listrik yang Cocok di Indonesia

Petugas tengah mengarahkan kendaraan masuk lajur kanna pada penerapan one way di kilometer 47 tol Jakarta-Cikampek, Rabu (28/4/2022).KOMPAS.COM/FARIDA Petugas tengah mengarahkan kendaraan masuk lajur kanna pada penerapan one way di kilometer 47 tol Jakarta-Cikampek, Rabu (28/4/2022).

Jika pemudik belum melakukan istirahat yang cukup dan hanya mengandalkan doping, mereka akan mengalami kelelahan yang berlipat setelah efek doping dari kafein dan taurine sudah habis.

“Metode paling tepat adalah mengemudi tidak lebih dari 4 jam. Jika sudah mencapai durasi itu, sebaiknya segera mencari rest area dan beristirahat tidur minimal satu jam,” ujar Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau