JAKARTA, KOMPAS.com - Kerusakan pada komponen roda tentunya umum dan sering dialami pengendara motor. Kerusakan itu ada yang ringan seperti ban bocor dan ada juga yang berat seperti pelek peang dan bengkok.
Pelek peang dianggap sebagai salah satu kerusakan berat pada komponen roda dan tidak bisa disepelekan. Sayangnya, cukup banyak dijumpai pengendara tetap menggunakan pelek yang sudah peang.
Billy Wibisono, Head of Product and Service Development (PSD) Planet Ban menjelaskan, sangat tidak dianjurkan mengendarai motor yang peleknya sudah peang karena ada risiko keselamatan.
“Pelek peang itu kestabilannya menurun jauh dan beresiko bikin motor tidak seimbang. Kalau motor tetap dipakai, peang di pelek bisa semakin menganga,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (2/4/2023).
Baca juga: Apakah Ban Mobil yang Kedaluwarsa Masih Boleh Dipakai?
Karena kestabilan dan keseimbangan motor menurun, pengendara berpotensi mengalami kecelakaan karena beberapa sebab.
Dodiyanto, Senior Brand Executive dan Product Development PT Gajah Tunggal mengatakan, ban motor bisa selip dan lepas mendadak dari pelek yang peang.
“Ban sekarang kebanyakan berjenis tubeless, dia punya bibir khusus di bagian dalamnya yang memang didesain untuk menempel rapat dengan pelek. Kalau peleknya peang, otomatis kan tempelannya tidak sempurna,” kata Dodi.
Selain berisiko menimbulkan kecelakaan, pelek peang juga membuat aktivitas berkendara menjadi tidak nyaman. Sekalipun kondisi jalanan rata dan mulus, motor akan terasa kasar seolah melewati jalan berlubang.
Baca juga: Begini Tips Aman Membeli Pelek Bekas Secara Online
Biasanya pelek peang dibenahi dengan cara servis press velg, di mana pelek akan dipanaskan dan dibentuk ulang seperti sediakala. Akan tetapi, tindakan ini tidak dianjurkan.
Anto Hananto, Kepala Bengkel AHASS 88 Tangerang menjelaskan, pelek peang dianggap sudah cacat dan tidak layak digunakan. Satu-satunya opsi terbaik yang bisa dilakukan pengendara adalah membeli pelek baru.
“Bicara dari segi kerusakan, pelek peang ini dianggap fatal dan pasti disebabkan oleh benturan keras seperti tabrakan atau menghajar lubang jalan dengan kecepatan tinggi,” kata Anto.
Anto menjelaskan, pelek yang sudah peang akan mengalami perubahan konstruksi dan struktur. Akibatnya, kualitas pelek tidak lagi prima.
“Tidak disarankan press velg karena percuma, pelek yang peang itu sudah cacat dan sudah enggak kokoh lagi. Sebaiknya mengganti pelek baru saja, itu lebih aman,” kata Anto.