DEPOK, KOMPAS.com - Coolant merupakan cairan pendingin mesin yang memiliki desain khusus sehingga cocok digunakan. Untuk menjaga performanya tetap baik maka harus diganti.
Jika tidak, maka karakter coolant akan menghilang dan cairan pendingin mesin akan sama saja dengan air biasa. Sehingga, bila telat melakukan ganti coolant tidak akan langsung merusak mesin seperti halnya oli.
Namun, tentu saja coolant yang lama tidak diganti akan berpeluang membuat cairan pendingin mesin cepat habis, jika tidak diperhatikan bisa menyebabkan overheat dan berakibat fatal pada mesin.
Baca juga: Interval Penggantian Coolant Innova Reborn Diesel
Pemilik INF Auto Servis Depok Fendi Pamungkas mengatakan coolant harus diganti karena memiliki usia pakai, jika tidak maka efektifitasnya akan menurun.
“Segera ganti coolant bila warnanya mulai pudar, itu menandakan konsentrasi coolant sudah tidak sama dengan awal mulanya, jika di laboratorium ada alat yang bisa memeriksa kandungan aditif coolant,” ucap Fendi kepada Kompas.com, Selasa (28/3/2023).
Dia mengatakan untuk mengantisipasi sebaiknya penggantian coolant mengikuti buku panduan servis.
“Ikuti saja buku panduan servis, interval penggantian coolant biasanya tertera, sekitar per 80.000 Km coolant harus ganti,” ucap Fendi.
Baca juga: Apa Dampak Cairan Coolant Tidak Pas pada Mesin Mobil?
Selain dari warna dan perhitungan jarak tempuh kendaraan, Fendi mengatakan pengguna mobil bisa memeriksanya secara langsung di tabung reservoir.
“Jika coolant sudah berwarna keruh, atau terlihat ada kotoran, sebaiknya diganti saja dengan melakukan kuras, harapannya semua saluran pendingin lancar,” ucap Fendi.
Jadi, coolant sebaiknya diganti bila warnanya sudah memudar, keruh atau kotor. Bisa juga mengikuti panduan buku servis pada masing-masing mobil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.