JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus tentang event trabasan di Ranca Upas, Bandung memang jadi catatan buruk pencinta trail di Indonesia. Seharusnya, kerusakan di lahan tersebut bisa dicegah panitia dan peserta juga tidak memaksakan diri.
Panitia tidak siap menghadapi peserta yang terlalu banyak dan tidak sigap saat lihat trek rusak parah dan menyiapkan jalur lain. Peserta juga egois dengan memaksakan diri melewati kondisi jalur yang sudah rusak parah.
Sejatinya, para pencinta motor trail mencintai alam, bukan malah merusaknya. Jadi perilaku kemaren yang terlihat tidak menggambarkan anak trail yang sabar dan cinta lingkungan.
Baca juga: Masalah di Ranca Upas, Perhatikan Ini kalau Bikin Event Motor Trail
Kerap menanam Edelweis Rawa di Ranca Upas dan akhirnya rusak akibat event motor trail. Supriatna (44) alias Mang Uprit mengaku kesal dan meluapkan emosinya secara spontan. Video Mang Uprit sempat ramai di media sosial, baik Instagram atau TikTok.
Offroader dari Serigala Rider Wisnu Guntoro Adi memberikan pesan untuk para pencinta adventure trail. Pahami kalau permainan adventure trail harus survival sendiri di lintasan atau hambatan yang ada.
"Kalau hambatan itu rusak akibat banyaknya peserta yang lewat, kalian punya pilihan stay di situ kalau secara teknis itu tidak bisa dan fisik tidak mampu, stay saja," kata pria yang akrab disapa Gareng kepada Kompas.com, belum lama ini.
Stay atau diam di lokasi merupakan pilihan yang tepat, sebelum kondisi trek jadi semakin parah. Selain itu, ada panitia juga yang harusnya siap jika ada peserta yang tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Baca juga: Ketahui Bahaya Motor cc Kecil Sering Pakai BBM Oktan Tinggi
"Karena masuk, bukan jalan yang baik, itu bisa membunuh kalian. Stay pun tidak membuat kalian mati, motor di situ kalau semuanya tenang, parkir, tinggalkan tempat, bilang ke panitia, panitia dan penduduk coba jaga motor itu karena lintasannya rusak sebelum lebih parah," ucapnya.
Lalu, jika ada yang disebut dengan jalan pintas tapi di luar dari arahan panitia, jangan dilewati. Ingat, pencinta trail harus hadapi apa yang ada di depannya, bukan lari dari kenyataan dengan melewati pekarangan orang dan merusaknya.
"Ketika masuk situ (lintasan yang memang bukan hak) apa pun alasannya ada risiko. Kecuali memang dalam kondisi yang darurat," kata Gareng.
Apalagi pencinta trail sebenarnya harus meninggalkan jejak yang baik di lintasan. Mengingat nantinya kalau mau main lagi bisa diterima masyarakat dengan baik.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.