JAKARTA, KOMPAS.com - Chery membuka opsi untuk mengubah Chery Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro menjadi mobil Plug-In Hybrid, sebagai bagian dari strategi perusahaan mengisi segala lini segmen SUV yang ada.
Opsi Tiggo 7 Pro berubah jadi mobil PHEV karena melihat kehadiran Omoda 5 yang bisa menggerus pasar Tiggo 7 Pro. Pasalnya dengan segmentasi yang hampir sama dan harga tak terpaut jauh, besar keduanya saling beririsan.
Baca juga: Cuma 3 Merek yang Dapat Insentif, Asosiasi Motor Listrik Rapatkan Barisan
Harry Kamora, Vice President Chery Sales Indonesia (CSI) mengakui jauh hari sebelum Omoda 5 diumumkan untuk pasar Indonesia, pihaknya sudah berdiskusi apa yang akan dilakukan oleh Tiggo 7 Pro.
"Kita tahu kami akan mengusung nanti PHEV, sebelumnya kami sampaikan Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro ada PHEV. Jadi begitu dia jadi PHEV jadi beda lagi. Tapi belum diputuskan ya ini masih diskusi internal soal positioning," kata Harry di Serpong, Tangerang, Rabu (8/3/2023).
Jika benar Chery ingin menaikkan kelas Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro jadi mobil PHEV termasuk langkah berani. Sebab jika dirunut penjualan mobil PHEV sebetulnya kecil di Indonesia.
Saat ini pemain mobil PHEV ialah mobil Jepang dengan banderol tidak murah. Contohnya seperti Mitsubishi Outlander PHEV seharga Rp 1,3 miliar dan Lexus RX 450h+ Luxury PHEV yang baru meluncur seharga Rp 1,6 miliar.
Baca juga: Karoseri Adiputro Luncurkan Bus Pesanan Klub Bola Malang
Menanggapi hal tersebut Harry tetap optimistis. Dia yakin jika nanti Tiggo 7 Pro dan Tiggo 8 Pro memang berubah jadi mobil PHEV, keduanya tetap bisa bersaing karena punya harga lebih murah dari merek lain di kelasnya.
"Sebetulnya sederhana, apasih angka-angka yang dari China masuk (kemudian) kalau harganya tidak jadi murah. Itu saja," kata Harry.
"Wuling masuk dulu begitu. Semua orang terpapar sama dia, kok bisa China bikin mobil murah. Saya jawabnya sederhana yang (masuk) duluan saja mengambil untungnya kegedean," kata Harry.
Baca juga: Potret Crazy Rich Surabaya Wahyu Kenzo Pamerkan Mobil Mewah
Chery Tiggo 7 Pro di IIMS Hybrid 2022
Meski tidak diungkapkan secara gamblang, Harry mengisyaratkan bahwa harga adalah hal penting untuk menarik minat konsumen di segmen ini.
"Menurut saya ketika nanti kita hadirkan pasti bakal bikin suasana baru," ungkap Harry.
"Contoh seperti Omoda 5 ini pantas tidak harganya segitu. Sebetulnya Rp 500 juta juga berani, cuma volume tidak dapat. Kita ingin volume dapat harga yang pas berapa di set segitu. (Di mana) 4W terpenuhi di marketing," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.