Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2023, 13:12 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Pemerintah pada 2019 telah menerbitkan Perpres 55 untuk mendorong percepatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) transportasi darat, dimana menkomarvest ditunjuk sebagai ketua tim koordinator dan telah menugaskan para menteri bidang terkait menerbitkan peraturan teknis turunanya.

Langkah tersebut menjadi awal pergerakan era elektrifikasi di Indonesia. Rencana pemerintah ke depan ingin membangun ekosistem yang ramah lingkungan dengan mengalihkan penggunaan kendaraan bermotor berbasis minyak menjadi kendaraan bermotor berbasis baterai.

Geliat pemerintah tentu banyak menyita perhatian masyarakat, kenapa pemerintah begitu berambisi melakukan program elektrifikasi ini?

Baca juga: Baterai Jadi Ekosistem Elektrifikasi Terpenting di Indonesia

Polusi udara di JakartaKompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Polusi udara di Jakarta

Tenaga Ahli Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Bidang Kelistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan Indonesia juga harus ikut serta dalam era elektrifikasi ini.

“Tentu saja bukan tanpa alasan, kita perlu melangkah ke era elektrifikasi karena kondisi alam yang berubah, ini bukan hanya soal produk tapi juga ekosistem serta sumber daya alam yang tersedia,” ucap Inten dalam Seminar Nasional Net-Zero Emission di UNS Surakarta, Selasa (7/3/2023).

Dia mengatakan emisi karbon menjadi persoalan utama kenapa era elektrifikasi ini mausti terbentuk.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Maju di Industri Otomotif Lewat Elektrifikasi

Bus listrik Transjakarta mulai beroperasi untuk 4 rute non-BRT saat diresmikan di Plaza Selatan Monumen Nasional, Selasa (8/3/2022).KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Bus listrik Transjakarta mulai beroperasi untuk 4 rute non-BRT saat diresmikan di Plaza Selatan Monumen Nasional, Selasa (8/3/2022).

“Terbukti sejak adanya pandemi 2020 lalu, kualitas udara di sejumlah kota di Indonesia menjadi membaik, karena emisi karbon yang menurun dampak menurunnya aktivitas warga menggunakan kendaraan bermotor,” ucap Inten.

Selain itu, dia juga mengatakan kenaikan harga minyak dunia dan krisis energi global berdampak memberatkan keuangan negara.

“Terlebih lagi pemerintah telah mengalihkan sebagian beban subsidi energi untuk belanja yang lebih produktif berupa pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan dalam tiga tahun terakhir hingga 66 persen atau setara Rp 635 triliun,” ucap Inten.

Baca juga: Menuju Era Elektrifikasi, 53 Persen Konsumen di Dunia Pilih Mobil Hybrid

Pembukaan Seminar Elektrifikasi di UNS Solodok. PT TMMIN Pembukaan Seminar Elektrifikasi di UNS Solo

Sementara itu, Inten mengatakan Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dalam mendukung pembuatan baterai, sehingga ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang menjadi pemain dalam era elektrifikasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com