Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Hajar Lubang, Komponen Apa Saja yang Bisa Rusak?

Kompas.com - 01/03/2023, 10:42 WIB
Erwin Setiawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Memasuki musim hujan, kondisi jalan raya umumnya banyak mengalami kerusakan. Salah satunya adalah banyaknya lubang yang dapat mengganggu kelancaran lalu lintas.

Mau tidak mau, pengendara harus mengurangi laju kendaraan agar tidak terjadi benturan yang terlalu keras. Jika mobil sering menghajar lubang dengan kecepatan yang cukup tinggi, tentu saja itu dapat merusak mobil khususnya di bagian kaki-kaki.

Komponen apa saja yang bisa rusak akibat menghajar lubang di jalan raya?

Baca juga: Cara Aman Menghindari Lubang di Jalan Raya

Pohon pisang yang diletakan di lubang jalan Tempel-Dekso. Pohon tersebut diletakan untuk mengingatkan pihak terkait jika kondisi jalan rusak dan perlu perbaikan.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Pohon pisang yang diletakan di lubang jalan Tempel-Dekso. Pohon tersebut diletakan untuk mengingatkan pihak terkait jika kondisi jalan rusak dan perlu perbaikan.

Pemilik Sriyatin Car Agus Setiawan mengatakan, mobil yang sering menghajar lubang di jalan raya akan mempercepat usai kaki-kaki.

“Bagian mobil yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan lah yang rawan mengalami kerusakan, seperti ban dan pelek, ban akan berperan sangat penting dalam meredam benturan akibat lubang di jalan,” ucap Agus kepada Kompas.com, Rabu (1/3/2023).

Dia mengatakan bila tekanan angin ban kurang, benturan karena lubang di jalan bisa membuatnya pecah, dan membuat pelek peang.

Baca juga: Lubang di Turunan Jalan Layang Pancoran Arah Cawang Telah Ditambal

kondisi lubang di Jalan Daendels di dekat lokasi kecelakaan di jalur lintas Selatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Delapan orang luka ringan hingga berat, terdiri dua pria dewasa, dua perempuan dewasa, tiga anak-anak dan satu bayi delapan bulan jadi korban dalam kecelakaan yang diawali pengemudi menghindar lubang jalan aspal.KOMPAS.COM/DANI JULIUS kondisi lubang di Jalan Daendels di dekat lokasi kecelakaan di jalur lintas Selatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Delapan orang luka ringan hingga berat, terdiri dua pria dewasa, dua perempuan dewasa, tiga anak-anak dan satu bayi delapan bulan jadi korban dalam kecelakaan yang diawali pengemudi menghindar lubang jalan aspal.

“Pecah ban bisa terjadi bila tekanan anginnya kurang, karena benturan akibat lubang di jalan akan membuat ban berbenturan dengan pelek, secara tidak langsung pelek juga mudah peang” ucap Agus.

Selain ban dan pelek, peredam kejut juga akan bekerja lebih keras ketika mobil sering menghajar lubang di jalan raya yang dapat mengakibatkan usai komponen cepat rusak.

“Peredam kejut atau shock absorber akan bekerja lebih keras karena mobil sering menghajar luang di jalan, akibatnya peluang terjadinya bocor shock absorber lebih tinggi,” ucap Agus.

Baca juga: Saat Melewati Jalan Berlubang Jangan Bermanuver Sembarangan

Jalan Pantura Kendal di Ketapang yang dipenuhi lubang. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATINKOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN Jalan Pantura Kendal di Ketapang yang dipenuhi lubang. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN

Untuk benturan yang lebih ekstrem, komponen lain juga bisa mengalami kerusakan karena kaki-kaki mobil merupakan satu rangkaian yang saling terhubung.

“Seperti rack steer, karet bushing di link arm, dan masih banyak lagi lainnya,” ucap Agus.

Jadi, peristiwa mobil menghajar lubang ini tidak serta merta dapat merusak komponen mobil secara langsung, melainkan bertahap atau tergantung dengan kondisi komponen mobil itu sendiri serta seberapa keras benturan yang terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com