Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2023, 11:12 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai skuter matik alias skutik memang praktis dan mudah. Tak repot di jalan apalagi saat kondisi macet masih bisa tetap santai, bahkan pengendara dapat membawa barang lebih lantaran bagasi sedikit lebih luas. 

Namun demikian, banyak pengendara yang masih sering salah kaprah terutama dalam menggunakan teknik pengereman. Tak sadar cara yang dilakukan itu salah dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas. 

Untuk itu, instruktur keselamatan berkendara menyarankan sejumlah teknik pengereman yang benar saat mengendarai motor matik

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, bahwa  tidak dianjurkan menekan rem terlalu lama. Pengendara skutik sebaiknya mengkombinasikan antara rem dan teknik engine brake untuk menghindari kampas mengalami penurunan kemampuan teknisnya. 

Baca juga: Mobil Pakai Lampu Rem Silau, Ada Ancaman Hukumannya

"Ada jeda waktu yang diberikan, sekitar 3-6 detik. Tekanan terus-menerus, minyak mendidih dan penuh gelembung udara, vapour lock istilahnya. Itu singkat dan enggak ada gejala apa-apa," kata Jusri. 

Teknik tersebut dapat diterapkan di perkotaan, menurut Jusri, pengereman yang baik pengaruhnya besar, mulai bahan bakar yang irit, usia komponen lebih awet, termasuk juga aman dari tabrak belakang. 

Impresi berkendara Honda U-GOKOMPAS.com/ADITYO WISNU Impresi berkendara Honda U-GO

Jusri menyarankan, perlu adaptasi pengereman. Nantinya, penerapannya bisa digabungkan rumus jarak aman berkendara. Dengan jumlah kendaraan bermotor di perkotaan yang padat, penyesuaian teknik tersebut bisa sangat sulit. 

"Kampas rem usianya tentu beda, rem jarang digunakan. Yang perlu, itu jarak aman antar kendaraan. Mepet justru sering tekan rem, lama-lama kan rugi sendiri," ucapnya. 

Baca juga: Kebiasaan Ini Bikin Motor Matik Lebih Irit Bahan Bakar

Kepala Bengkel Honda Zirang Motor Semarang Nurhadi Muslim mengatakan, kerusakan rem yang paling sering terjadi adalah rem terkunci dan kampas yang habis tidak rata kedua sisi. 

Rem macet tersebut, menurutnya, dikarenakan tekanan dan gesekan di bagian kampas dan master rem, sehingga piston tidak bisa mengunci roda untuk berhenti. 

Pelek dan rem pada skutik bongsorDok. AHM Pelek dan rem pada skutik bongsor

"Panas rem, membuat cakram dan kampas lengket. Itu lama dan terus-menerus, akhirnya enggak bisa kembali, macet dan stag. Atau seperti 'ngerem' terasa menekan," jelas Nurhadi. 

Untuk perbaikannya, Nurhadi mengatakan, penggantian komponen bisa menyeluruh dan satu set. Berisi, master rem, kampas, dan disc brake bila memang terlanjur bergelombang terlalu parah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com