JAKARTA, KOMPAS.com - PT Toyota Astra Motor (TAM) mengakui bahwa potensi pasar ekspor kendaraan bermotor masih terbuka lebar untuk Indonesia.
Hanya saja untuk bisa menggenjot volume ekspor mobil, terdapat beberapa aspek yang perlu didorong seperti kehadiran fasilitas uji emisi dan teknologi lainnya sesuai standar dari global, serta batuan pemerintah untuk langsung menemui negara tujuan ekspor.
Demikian dikatakan Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy di gelaran Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2023, menanggapi permintaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pabrikan meningkatkan ekspor.
Baca juga: Solusi Jokowi untuk Kurangi Macet karena Lonjakan Penjualan Mobil
"Saya rasa perlu bantuan beberapa hal (untuk bisa menggenjot ekspor). Pertama yaitu, bagaimana bersama-sama mengkomunikasikan ke negara tujuan ekspor. Ini dilakukan dengan skema Government to Government (G to G), bukan hanya Business to Business (B to B) saja," kata dia.
"Dengan itu, akan membuka diri untuk mendukung produksi Indonesia karena regulasi impor negara lain berbeda. Ada yang fordable ada juga yang non-fordable. Saya rasa itu akan membantu untuk mempromosikan," lanjut Anton.
Kedua, bantuan yang diharapkan datang ialah mengenai pemberian insentif ke supplier yang ada di dalam negeri. Sehingga mereka mampu meningkatkan produksi bagian-bagian yang diperlukan pabrikan manufaktur.
Mengingat, hampir 70 persen aktivitas produksi dilakukan di supplier. Sementara dalam manufaktur, dilakukan sisanya sekaligus penyempurnaan sebelum didistribusi ke diler resmi.
Baca juga: Kemenperin Sebut Ada 3 Calon Investor Otomotif Baru dari China, Jepang dan Eropa
"Supplier ini sampai assembly, part-part yang diproduksi di Indonesia. Lokalisasi untuk ekspor juga bisa ditambahkan. Saya rasa dua hal itu dapat memacu ekspor otomotif Tanah Air," kata Anton.
Tentu, kehadiran kendaraan yang sesuai dengan standar global dan ditunjang fasilitas pengujiannya menjadi aspek penting pula. Sebagai contoh, kendaraan dengan standar Euro 4 dan standar pengujian emisi terkait.
"Contoh lain, teknologi engine, safety, dan lain-lain agar bisa cocok untuk negara lain. Jadi kalau ini bisa kami lakukan, saya rasa bisa dilakukan ekspor lebih banyak lagi," kata Anton lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.