Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Popularitas Mobil Listrik di Indonesia Sebatas Tren?

Kompas.com - 27/01/2023, 12:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Popularitas mobil listrik di Indonesia khususnya yang berteknologi battery electric vehicle (BEV) tengah mengalami perkembangan positif. Hal ini, tergambar dari tingkat penjualan tahunan yang meningkat signifikan dari 685 unit jadi 10.306 unit di 2022.

Kondisi tersebut, sejalan dengan hadirnya tiga produk elektrifikasi terbaru di pasar dalam negeri, yang bahkan harganya lebih terjangkau, yakni pada rentang harga Rp 250 juta sampai Rp 400 jutaan.

Tapi sayangnya, menurut Agus Purwadi, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITS), pencapaian dimaksud belum berbanding lurus terhadap kesadaran akan lingkungan atau polusi. Melainkan hanya sekadar gaya karena tren.

Baca juga: Hambatan Besar Indonesia Menuju Industri Kendaraan Elektrifikasi

Pengisian daya Wuling Air ev di Wuling Jimbaran Pool. Dok. Wuling Pengisian daya Wuling Air ev di Wuling Jimbaran Pool.

"Menurut saya, mereka (yang beli mobil listrik) karena peduli lingkungan masih jauh lebih sedikit daripada pengen gaya dan punya status yang beda aja," kata Agus saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Sebab, lanjut dia, sebelumnya sudah cukup banyak mobil hibrida yang hadir di Indonesia. Tapi sampai tahun 2021 penjualannya tetap konstan tidak pernah melebihi 2.000 unit per-tahun.

Padahal, kendaraan rendah emisi ini tidak perlu diisi dayanya (dicas) seperti BEV, karena sistem baterai bisa terisi secara otomatis ketika mobil tidak bergerak dan melambat.

"Jadi dicasnya pakai engine saja. Jadi ya harus kita akui, mereka yang beli mobil listrik karena sadar lingkungan itu masih sedikit," kata Agus.

Baca juga: Toyota Mau Jual Hybrid Murah di Segmen B, Hyryder Masuk Indonesia?

Stasiun pengisian kendaraan listrik PLN Lampung yang berada di rest area KM 163A jalan tol Lampung.KOMPAS.COM/DOK. PLN UID Lampung Stasiun pengisian kendaraan listrik PLN Lampung yang berada di rest area KM 163A jalan tol Lampung.

Meski begitu, ia tetap bersyukur bahwa kendaraan listrik sekarang diterima dengan baik oleh masyarakat. Diharapkan sampai tahun-tahun selanjutnya, kondisi terkait tetap bisa bertahan atau mungkin meningkat.

Sebelumnya, Brand & Marketing Director Wuling Motors Dian Asmahani menjelaskan, bila penerimaan besar terhadap Air EV sebagai mobil listrik murni mungkil pertama di pasar Indonesia, karena masyarakat mulai membutuhkannya.

"Kami sih melihat itu bagian dinamisnya pasar, ya. Di mana setiap kebutuhan dan permintaan masyarakat atas suatu kendaraan bermotor itu kadang bergeser tiap tahun," kata Dian saat ditemui di Jakarta, Selasa (17/1/2023).

Baca juga: Kans Bus Listrik Lebih Besar daripada Truk Listrik di Indonesia

"Jadi product portfolio kita menyesuaikan kebutuhan masyarakat, terutama tren global, industri di dalam negeri, sampai customer behavior. Jadi ini bukan threat kepada produk lainnya di Wuling, ya," lanjut Dian.

Adapun dinamika pasar dimaksud, menurut Dian, begitu terasa pada masyarakat perkotaan. Sehingga pada akhirnya, dengan momentum yang tepat Air EV mampu menjawab tantangan dan kebutuhan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau