SEMARANG, KOMPAS.com - Mobil mesin diesel dilengkapi teknologi seperti common rail, hingga turbocharger. Bahkan ada yang dibekali dengan timer untuk mematikan mesin otomatis setelah kunci dicabut, sehingga mesin tidak langsung mati pada saat itu juga.
Namun demikian, sistem yang terbilang canggih tersebut tentu ada saja konsekuensi dibalik keunggulan yang ditawarkan.
Salah satunya yaitu, mesin diesel common rail akan rusak bila mesin langsung dimatikan setelah berhenti. Lantas benarkah demikian?
Baca juga: Mitos atau Fakta, Mobil Mesin Diesel Lebih Bertenaga?
Kepala Bengkel Nasmoco Janti Yogyakarta Bambang Sri Haryanto mengatakan, kompresi mesin yang padat, tentunya sirkulasi oli yang dibutuhkan juga sepadan. Oli bisa dibilang adalah kunci pendinginan mesin, terutama mobil yang dilengkapi turbocharger.
"Turbocharger menghasilkan tenaga besar, hanya saja suhu panas mesin lebih tinggi. Mesin yang panas sebaiknya dibiarkan beberapa lama untuk proses sirkulasi oli, biar cepat dingin. Setidaknya 30 detik-1 menit," kata Bambang.
Belum lagi jika mesin tersebut digunakan untuk perjalanan jarak jauh di jalan tol atau melewati medan ekstrem.
Suhu panas mesin yang dihasilkan juga terbilang lebih tinggi dari biasanya. Bambang mengatakan, kondisi tekanan ruang bakar juga besar, pelumasan mesin juga tentu disesuaikan.
"Panas mesin lebih tinggi daripada penggunaan normal. Sirkulasi oli perlu lebih cepat, bahaya jika mesin langsung dimatikan. Oli mesin dibiarkan turun sampai bawah, pendinginan lebih merata. Hal itu dicoba diatasi pakai turbo timer, setelan mesin bisa otomatis disetel mati berapa detik," ucap Bambang.
Baca juga: Toyota Pamerkan Taksi Masa Depan, Bertabur Teknologi Canggih
Menurut dia, mesin yang langsung dimatikan lama-lama berpeluang besar merusak turbocharger.
"Komponen-komponen utama mesin aman. Tapi, turbocharger boostnya besar, tekanan di dalamnya juga. Panas yang tinggi, lalu dimatikan, turbo shaft yang berisiko jebol," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.