Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaksa Pakai Gigi L Buat Tanjakan Panjang, Ada Risiko Kerusakan

Kompas.com - 24/12/2022, 09:42 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

SEMARANG,KOMPAS.com - Liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini tentu akan spesial. 

Puluhan juta orang diprediksi akan bepergian ke luar kota untuk berlibur atau pulang ke kampung halaman. 

Rute yang dilalui nantinya pun beragam. Meski begitu, wisatawan yang hendak ke pantai atau tempat-tempat wisata di pegunungan perlu persiapan yang matang.

Maka dari itu, kondisi fisik pengemudi dan kendaraan wajib fit seratus persen.

Khusus pengguna mobil matik, melintasi tanjakan saat ini dianggap perkara mudah. Akan tetapi, hal itu belum tentu benar. 

Kenyataannya, banyak kasus mobil gagal menanjak atau slip. Hermas E Prabowo Pemilik Bengkel Worner Matic mengatakan, posisi gigi transmisi matik yang digunakan ada aturan mainnya. 

"Banyak yang yakin mobil matik enak buat nanjak, kan enggak ribet, praktis. Tapi, posisi gigi transmisi itu yang sering dibiarkan, pemilik-pemilik mobil sering lewat tanjakan curam pakai gigi 'D', berat, berisiko, bisa gagal di tengah-tengah," ucap Hermas kepada Kompas.com, Sabtu (24/12/2022). 

Baca juga: Kemenhub Prediksi Titik Kemacetan Saat Libur Nataru

Transmisi matik yang terbebani bobot muatan berat juga berisiko mudah rusak. Posisi gigi transmisi matik seharusnya sesuai torsi dan tenaga yang dibutuhkan. 

Kasus yang sering terjadi, pengguna mobil matik tak paham penyesuaian gigi transmisi dan gradien kemiringan tanjakan. 

Honda WR-V RS with Honda Sensing media test drive BaliHPM Honda WR-V RS with Honda Sensing media test drive Bali

Menurut Hermas, gigi transmisi matik yang terlalu tinggi dan rendah juga tak menjamin seratus persen aman, tetap ada risiko kerusakan. 

"Nanjak itu harus pas giginya, pakai gigi 'D' yang katanya menghemat torsi, itu kekuatan membawa beban bertumpu di transmisi. Tekanan mekanis membuat komponen-komponen utama sensitif. Kasusnya hampir sama ketika pasang gigi 'L' dari jarak jauh langsung hajar tanjakan curam, risikonya sama persis," tuturnya. 

Melewati tanjakan curam menggunakan gigi rendah atau L memang yang paling benar, tetapi ada hal-hal yang perlu diperhatikan. 

"Ketika menggunakan gigi 'L' kecepatan mobil harus teratur. Jika bejek gas dalam-dalam dan jenis tanjakan itu panjang, transmisi rawan overheat. Oli matik kan kondisi demikian dipaksa bersirkulasi tak ada jeda, tekanan plat kopling juga makin besar akibat menyesuaikan putaran mesin," ucapnya. 

Baca juga: Jasa Marga Catat Sudah 769.000 Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek

Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, transmisi matik saat digunakan perjalanan jarak jauh juga membutuhkan waktu istirahat. 

Ilustrasi buka kap mesingrid.id Ilustrasi buka kap mesin

"3-4 jam berhenti, istirahat di rest area atau tempat-tempat lainnya. Sirkulasi oli transmisi matik membutuhkan pendinginan yang baik. Kan sistem kerja transmisi matik mengandalkan oli berkualitas," ucap Bambang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau