SEMARANG, KOMPAS.com - Musim liburan Natal dan tahun baru sudah di depan mata. Banyak masyarakat yang berencana melakukan perjalanan dengan mobil pribadi.
Khusus yang menggunakan mobil matik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menekan konsumsi bahan bakar selama perjalanan.
Fungsinya tak hanya untuk menghindari kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan saja, dengan menerapkan eco driving juga bisa menghemat pengeluaran dana selama libuaran.
Lantas, apa yang harus dilakukan?
Baca juga: Tanpa Turbo, Honda Pede WR-V Sesuai untuk Perkotaan
Hal pertama yang harus diperhatkan adalah soal batas kecepatan maksimal saat melaju di jalan tol, yakni 100 kilometer per jam (kpj). Selain mengurangi risiko kecelakaan, hal itu diperlukan untuk mendapatkan efisiensi bahan bakar terbaik.
Gaya mengemudi eco driving tentu tak seenaknya menginjak pedal gas terlalu dalam. Ruas tol yang panjang dan mulus menyebabkan pengemudi seakan terlena, maka diharapkan untuk mengontrol diri, terutama ego, dan emosi.
Menurut Instruktur Training Center Nasmoco Bejo Agung Nugroho, utamakan kecepatan yang sesuai batas aman di jalan tol. Dengan berkendara konstan, putaran mesin akan tetap terjaga dan handling mobil juga mudah.
"Putaran mesin dijaga konstan, saat di jalan tol yang bikin boros itu jika mengejar kecepatan tinggi. Mindset yang diutamakan jangan cuma kejar waktu biar cepat sampai. Apalagi kemungkinan liburan Nataru cuaca ekstrem, maksimal 100 kpj," kata Bejo kepada Kompas.com, Kamis (22/12/2022).
Baca juga: Ada Jalur Alternatif ke Purwakarta dan Bandung Selama Libur Nataru
Kebiasaan tersebut tentu memiliki dampaknya negatif dan membahayakan. Pengendara juga pastinya mengalami kerugian karena konsumsi BBM jadi kacau.
"Kickdown untuk mencapai top speed, bikin bahan bakar mobil pastinya lebih banyak keluar. Sebisanya digunakan saat dibutuhkan saja, contohnya ketika nyalip atau tanjakan curam biar angka BBM tetap aman, kan perjalanan ratusan kilometer," ucap Bejo.
Satu hal lain yang kerap dilupakan adalan menjaga tekanan udara padan ban. Efeknya tak sekadar untuk membuat perjalanan aman dan nyaman, tapi ikut berpengaruh pada efisiensi bahan bakar.
Baca juga: Polri Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan Tol Saat Libur Nataru
Jika tekanan udara di dalam ban ideal atau sesuai standar yang disarankan pabrikan, mobil juga jadi enteng untuk melaju.
"Ban keempatnya dicek dulu tekanan dan kondisi fisiknya. Kecelakaan fatal banyak disebabkan ban pecah, sobek, dan benjol. Tekanan udara wajib kontrol, ukurannya pakai hitungan standar spesifikasi ban. Dampaknya juga banyak, handling nyaman, dan bisa jadi kunci eco driving," tutur Bejo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.