JAKARTA, KOMPAS.com - Kebiasaan pengguna jalan di berbagai daerah biasanya berbeda-beda. Salah satu kebiasaan yang tim Merapah Trans-Sumatera temui adalah lampu hazard yang digunakan untuk jalan lurus ketika lagi di persimpangan.
Kejadian ini langsung kami temui saat masuk ke Kota Bandar Lampung. Namun, bukan cuma di Lampung, selama perjalanan menuju Aceh pun masih kerap terlihat pengguna jalan yang melakukan hal tersebut.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, budaya tersebut terbangun salah karena minimnya pengetahuan dari para pengguna jalan.
Baca juga: Manfaat Fitur Honda Sensing Selama Perjalanan Jakarta-Aceh dengan BR-V
Seharusnya, lampu hazard cuma digunakan dalam kondisi darurat. Misalnya saat mobil mengalami masalah di pinggir jalan, atau ketika ada pengereman mendadak di depan, sehingga memberi tanda untuk pengguna jalan lain.
"Jadi budaya yang terbangun salah ini karena adanya asumsi pribadi dalam menerjemahkan keselamatan, maka tercipta kebiasaan yang salah," kata Sony kepada Kompas.com, Selasa (6/12/2022).
Baca juga: Video Viral Penumpang Diludahi Kernet Bus Murni Jaya, Tanda Tidak Punya Etika
Lalu, bagaimana tips bagi pengguna jalan dari luar Sumatera, apakah harus mengikuti budaya tersebut saat melewati persimpangan?
Menurut Sony, jawabannya adalah tidak harus mengikuti, jangan membenarkan yang salah. Jadi tetap sebagai pengguna jalan harus sesuai aturan hukum dan kadiah keselamatan.
"Cara aman, jaga jarak, dan waspada karena kita enggak tahu manuvernya," ucap Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.