SEMARANG,KOMPAS.com - Mengemudi mobil jadi salah satu kemampuan dasar yang perlu dikuasai angkatan kerja. Bagaimanpun, tidak sedikit pekerjaan yang mewajibkan angkatan kerja untuk bisa mengemudikan mobil.
Teori mengemudi bisa dipelajari dengan menguasai skill berkendara baik melalui kursus atau otodidak.
Ada dua pilihan, yakni mempelajari fase-fase awal menggunakan mobil matik atau berjenjang dari transmisi manual. Setelah belajar mobil manual, kemudian melangkah satu tingkat ke transmisi matik.
Lantas untuk pemula yang hendak belajar mengemudi, lebih baik pilih yang mana?
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, beberapa murid di sekolah mengemudi di sejumlah kota besar biasanya lebih memilih mobil matik ketimbang manual.
Alasannya, populasi mobil matik di kota besar saat ini relatif lebih dominan, merupakan pilihan utama terutama untuk mobilitas harian di jalan-jalan perkotaan.
"Mudah dan nyaman, tapi baik mobil manual atau matik, bagi pengemudi pemula sama-sama harus memiliki basic skill operasional dan fitur-fitur kendaraan. Siswa kursus, sebelum masuk sesi latihan pertama dilakukan sharing session jenis dan pilihan kendaraan yang akan dipilih untuk operasional, karena masuk kategori adaptasi," kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (18/11/2022).
Baca juga: 10 Mobil Terlaris Oktober 2022, Brio Memimpin Stargazer Melambat
Pengoperasian mobil matik dan manual sebenarnya tak beda jauh. Sony memaparkan, menu latihan dasar yang menuntut penguasaan materi mengemudi sebelum turun ke jalan raya diantaranya adalah konsep feeling mencegah blindspot berbahaya.
Sudut kanan, kiri, depan, dan belakang sama-sama penting untuk diperhatikan. Teknik tersebut, jadi kunci mengasah kemampuan kerja otak, mata, dan refleks berkendara.
"Kuncinya, pengemudi pemula harus menyeimbangkan kemampuan otak dan respons feeling mencegah blindspot dan analisa risiko obyek kendaraan atau rintangan berbahaya di sekitar kendaraan," ucapnya.
Baru dilanjutkan memahami karakteristik transmisi kendaraan. Poin ini menentukan seperti apa perkembangan skill berkendara yang akan di evaluasi bertahap.
Khusus kelas manual, menurut Sony, teknik perpindahan transmisi dan penggunaan kopling benar-benar jadi menu wajib. Hal ini turut mengurangi risiko kecelakaan akibat kelalaian pengemudi karena materi dan skill yang belum matang.
"Teknik dasar seperti setengah kopling, perpindahan gigi, dan menyeimbangkan ritme gas, rem, dan kopling jadi parameter keberhasilan belajar. Jika dinyatakan lulus, baru naik tingkatan boleh berkendara di jalan atau masuk materi berikutnya seperti parkir dan pengereman," tuturnya.
Sementara itu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menjelaskan, adaptasi mengemudi mobil matik dan manual jadi fase akhir sebelum resmi diperbolehkan membawa mobil di jalan raya.
Keduanya sepintas terlihat sama, namun demikian keamanan dan keselamatan berkendara salah satunya ditentukan oleh penguasaan materi teori dan praktik yang dipelajari sebelumnya.
Baca juga: Tilang Manual Ditiadakan, Pelanggaran Bisa Makin Banyak
"Secara teori mengemudi mobil matik lebih gampang karena sebelumnya sudah terbiasa bawa manual. Adaptasi gas, rem, dan kopling akan jadi masalah baru bagi pengemudi yang sebelumnya dari pertama belajar menggunakan mobil matik. Jadi, butuh waktu untuk menyesuaikan diri, namun karena basic-nya sudah dikuasai, yang di perlukan cuma adaptasi saja," kata Jusri.
Hal itu pun juga berlaku bagi yang sebelumnya mengemudi mobil manual, fase adaptasi harus dilakukan karena pengoperasian pedal mobil matik berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.