Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Pastikan Produksi Baterai Kendaraan Listrik Nasional Mulai 2024

Kompas.com - 10/11/2022, 14:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa Indonesia bisa mulai memproduksi baterai kendaraan listrik pada tahun 2024. Hal ini seiring dengan pengembangan hilirisasi industri nikel.

Dahulu, menurutnya, Indonesia hanya bisa mengekspor bahan mentah saja ke berbagai negara tujuan. Tetapi sejak beberapa tahun belakangan, komoditas ekspornya berkembang seperti dari nikel ore ke iron and steel.

"Kita sudah tidak rely to commodity lagi, dulu kita hanya ekspor ore nikel saja, kita sekarang sudah masuk ini. Soon we have to be here, second quarter 2024 we are going to produce our own lithium battery," ujarnya saat 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Kamis (10/11/2022).

Baca juga: Ini Sanksi jika Tidak Bayar Denda Tilang Elektronik

Artinya, Indonesia hanya butuh waktu satu setengah tahun lagi untuk dapat menikmati hasil produksi baterai kendaraan listrik sendiri.

Rencana tersebut seiring dengan pembangunan Kawasan Industri Kalimantan Utara (Kaltara) yang termasuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN) senilai 132 miliar dollar AS. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2024.

Lebih jauh, Luhut menyatakan bahwa kawasan industri tersebut nantinya akan memproduksi electronic alumina sebesar 3 juta ton, besi dan baja sebesar 5 juta ton, dan new energy battery untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV) sebanyak 265 gigawatt (GW).

Baca juga: Pengembangan Industri Otomotif Tidak Hanya Bangun Pabrik

"Kita akan produce new energy battery equivalent to 3 million EV. Kita akan produksi juga di situ solar panel. Nanti ada yang bilang ini angan-angan, ini sudah konstruksi. Ini akan masuk produksi pada tahun 2024," tegas Luhut.

"Ini akan jadi game changer di Indonesia. Bisa hampir 200.00 ribu pekerja di sana. Jadi siapa yang mau melawan kita? Nobody control Indonesia, termasuk China," tambahnya.

Dalam kesempatan sama, Luhut berkata Indonesia memiliki cadangan komoditas nikel terbesar dan cadangan timah terbesar kedua di dunia. Selain itu, Indonesia juga merupakan negara dengan cadangan tembaga terbesar ke-7 di dunia.

Baca juga: Mudah, Perawatan Mobil Listrik Seperti Perawatan Mobil BBM

Luhut pun memprediksi harga komoditas tembaga atau copper bisa naik sampai 8 kali lipat dari harga saat ini di tahun 2030 mendatang.

"Kita juga seven largest copper reserve. Ingat, harga copper di tahun 2030 harganya bisa naik 8 kali dari sekarang karena dibutuhkan untuk clean energy," kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Netanyahu Bikin Penawaran, Akan Bebaskan Pemimpin Hamas dari Gaza asal Mau Lucuti Senjata
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau